SUMONAR 2023: Jejak Kesejarahan dan Karya Maestro Seni Rupa Indonesia

7 min read
1
137

Festival video mapping dan seni cahaya tahunan di Jogja, SUMONAR akan kembali hadir akhir pekan ini. SUMONAR yang diinisiasi oleh Jogja National Video Project (JNVP) memasuki tahun kelimanya, kali ini bakal digelar di Museum Affandi, Jalan Laksda Adi Sucipto No. 167  D.I. Yogyakarta.

SUMONAR 2023 digelar selama 2 (dua) minggu mulai hari Sabtu 25 November- 5 Desember 2023 dengan menyajikan berbagai karya berupa seni instalasi cahaya dan karya dua dimensi dari beberapa seniman rupa Indonesia.

Mengusung Tema “Being as Such”

Festival tahunan SUMONAR kali ini mengusung tema “Being as Such” sebagai ajang presentasi karya dan tempat berkumpulnya para pelaku dan pecinta seni cahaya dari Indonesia hingga dunia. Ignatia Nilu sebagai kurator SUMONAR tahun ini mengungkapkan bahwa tema “Being as Such” dipinjam dari Aristoteles yang berarti sejauh yang ada.

Term ini membicarakan tentang realitas yang tidak sekedar yang kasat mata saja, tetapi juga realitas sosial budaya serta transisi-transisinya. Sesuai dengan kondisi yang saat ini kita hadapi, SUMONAR digelar pada masa transisi politik. Ini sangat menarik bahwa kita membaca tradisi politik dari seni budaya.” Tutur Ignatia Nilu dalam konferensi pres SUMONAR 2023 di Museum Affandi hari Kamis, 23 November 2023.

Museum Affandi sebagai ruang presentasi utama SUMONAR 2023 tidak hanya dianggap sebatas ruang tetapi juga bentuk aktualisasi dan pemaknaan kembali pemikiran maestro seni rupa Indonesia yaitu Affandi dan Sudjojono. Melalui rekaan optis yang maujud dalam karya seni digital dan immersive, SUMONAR 2023 menafsir karya-karya Affandi dan Sudjojono dalam satu presentasi.

“Berbeda dari tahun sebelumnya yang menggunakan museum Jogja National Museum sebagai lokasi pameran, tahun ini SUMONAR akan digelar di Museum Affandi. Hal ini dikarenakan tema yang kami usung tahun ini sesuai dengan Museum Affandi sebagai museum dari pelukis maestro di Jogja yaitu Affandi.” Ungkap Donny Raphael selaku Direktur SUMONAR.

Karya-karya maestro Affandi dan Sudjojono dengan visualnya yang bernilai magis akan dikolaborasikan dengan seni digital dan immersive dalam rangka meluaskan jangkauan dari karya kepada masyarakat yang akrab digital. Hal ini merupakan bentuk dari upaya pemaknaan kembali apa yang telah ada dalam rangka menjangkau sejauh yang telah ada. Begitu arti di balik tema “Being as Such”.

Menyajikan Karya Affandi dan Sudjojono Sebagai Highlight

Sejalan dengan tema yang diusung, karya dua tokoh bersejarah dalam seni rupa Indonesia, Affandi dan Sudjojono akan disajikan sebagai program presentasi khusus dalam SUMONAR 2023. Keduanya dengan karya legenda menjadi teladan sekaligus memberi gambaran tentang sejarah seni di Indonesia, dan terakhir mendedahnya berdasarkan perspektif ruang publik.

Nilu, kurator SUMONAR menjelaskan bahwa pelaku seni punya peranan penting untuk menciptakan transisi sosial. Seorang penggerak budaya hadir dalam masa-masa transisional di Indonesia. Dalam sejarah, Affandi dan Sudjojono menggerakkan kebudayaan serta aktivitas/kesadaran politik melalui PUTERA/PERSAGI.

“Secara format, dua karya akan dipresentasikan secara imersif. Sebuah kehormatan untuk kita, dengan mengalihwahanakan lukisan-lukisan beliau dengan format pixel, kita juga harus melakukan interpretasi secara narasi dan konteks.” Lanjut Nilu.

SUMONAR ingin membawa semangat Affandi dan Sudjojono dalam berkarya semasa hidupnya dan menjadi ruang bagi SUMONAR dalam berdinamika, tumbuh dari waktu ke waktu. Relevan dengan masa sekarang yang menuju kepada masa transisi politk di tahun 2024. SUMONAR mengajak kita untuk berkelana ke masa lalu sebagai refraksi masa depan. Mengingat sejarah seni rupa sebagai indentitas bangsa melalui karya-karya para maestro seni rupa Indonesia.

Kali ini, SUMONAR menghadirkan karya-karya dari 22 (dua puluh dua) seniman termasuk Affandi dan Sudjojono. Seniman-seniman tersebut antara lain Amaya Madrigal, Angel Sandimas, Ari Dykier, Cute Monster, Dhanank Pembayun, Fanikini, Frau, Furyco, Gunawan Maryanto, Hendry Prasetya, Heri Dono, Indieguerillas, Innerlight, Ismoyo Adhi, Jonas Sestakresna, Kevin Rajabuan, MoDAR, MN Qomaruddin, Rodah, dan Studi Gambar Gerak.

Menyajikan pameran, workshop hingga seminar SUMONAR

Rangkaian SUMONAR 2023 dimulai dari opening yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 25 November 2023 pukul 19.00-22.00 WIB. Pada pembukaan ini, pengunjung tidak dikenai biaya alias gratis. Kemudian pameran (daily exhbition) dan live performance di Museum Affandi dibuka selama 10 (sepuluh) hari mulai Minggu, 26 November – Rabu, 5 Desember 2023 pukul 10.00-22.00 WIB. Biaya masuk sebesar Rp. 50.000 (pelajar dan mahasiswa). Rp. 75.000 (umum), dan Rp. 100.000 (turis asing).

Sebagai ruang diskusi, SUMONAR juga mengadakan Workshop Video Mapping yang diadakan pada 26 November 2023 dengan kuota terbatas dan Sumonium pada 2 Desember 2023. Keduanya akan digelar di Museum Affandi.

Selain itu, karya-karya video mapping seniman SUMONAR 2023 dan peserta dari Workshop Video Mapping akan ditampilkan dalam Main Show Video Mapping Performance selama 3 hari pada tanggal 1 – 3 Desember 2023 di Fasad Gedung BNI Kawasan Nol Kilometer.

Jadi, sudah siap untuk ikut menjangkau sejauh yang ada di SUMONAR 2023?

Load More Related Articles
Load More By Dzatarisa Almas
Load More In News