Nostalgia Dengan Warna Lawas, KAI Cat Lokomotif CC 201 Dengan Livery Vintage By Dewangga Liem Posted on 28 February 20213 min read 1 1,449 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Genpijogja.com – PT. Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan kembali lokomotif livery vintage tahun 1953-1991 pada 1 unit lokomotif seri CC 201. Peluncuran lokomotif CC 201 dengan livery vintage ini diresmikan langsung oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di kompleks bengkel lokomotif Yogyakarta, Minggu (28/2/2021).“Lokomotif dengan livery vintage ini merupakan bentuk adaptasi dan apresiasi KAI untuk semakin dekat dengan masyarakat sekaligus wujud edukasi kepada masyarakat mengenai perkembangan perkeretaapian di Indonesia,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada sambutannya.Melalui livery vintage ini, KAI berharap bahwa masyarakat akan semakin mengenal perjalanan panjang perkeretaapian di Indonesia serta menumbuhkan rasa bangga terhadap transportasi andalan masyarakat Indonesia ini.Livery vintage ini dahulu digunakan KAI selama 38 tahun dari 1953 – 1991 dan pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia yaitu CC 200. Livery ini digunakan sejak perusahaan masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).Livery Vintage tersebut saat ini oleh KAI diaplikasikan pada Lokomotif bernomor CC 201 83 31 atau CC 201 69 milik Depo Lokomotif Semarang Poncol. Pengecatannya sendiri dilakukan di bengkel lokomotif milik KAI yakni Balai Yasa Yogyakarta.“Transportasi Kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 10 Agustus 1867 harus terus kita jaga dan kembangkan. Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi” tutup Didiek.Lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp. Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120km/jam ini, memiliki 2 bogie dengan masing-masing bogie memiliki 3 gandar atau roda penggerak dengan total 6 motor traksi sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.Kembali hadirnya livery vintage pada lokomotif ini merupakan hasil kolaborasi antara PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan komunitas pecinta kereta api Semboyan Satoe Community dan Indonesian Railway Preservation Society.“Terima kasih atas respons PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sehingga apa yang kami usulkan bisa terealisasi. KAI telah mampu membuktikan dalam rentang waktu yang cukup panjang sebagai moda transportasi berbasis rel yang andal dan paling diminati masyarakat luas,” ujar Ketua Semboyan Satoe Community Teguh Imam Santoso yang turut hadir dalam acara peresmian tersebut