Pasar Pojok Rumah DAS, Sederhana namun Penuh Kebersamaan By Kazebara Posted on 25 March 20245 min read 0 45 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Yayasan Rumah DAS baru saja menyelenggarakan Pasar Kaget Pojok dengan tema Sajian Ramadan Penuh Kejutan. Agenda ini dilaksanakan pada 22-24 Maret 2024 serta dimeriahkan dengan pameran seni, workshop, dan berbagai stand produk serta kuliner. Agenda ini bertujuan untuk merespon momentum ramadan dan mengenalkan Rumah DAS kepada masyarakat luas.“Sebetulnya pasar ini merespon momentum, karena ramadan kemudian mungkin ini berakar dari, rumah DAS ada beberapa bagian. Selain galeri juga ada showroom yang menyimpan banyak barang. Menarik kalau di cuci gudangkan. Karena sedang nuansa ramadan, oh mungkin coba deh pasar kaget pojok,” ungkap Karen Hardini, Manajer Program Yayasan Rumah DAS.Pasar kaget pojok menggandeng seniman untuk memberikan workshop dan membuka stand. Selain itu, Rumah DAS juga mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) dan para pedagang disekitar Rumah DAS untuk ikut berpartisipasi. “Harapannya, bisa membersamai para KWT daerah sini. Jadi bukan hanya kawan-kawan seniman yang punya produk tapi juga ibu-ibu KWT. Ada juga ibu Malis, warung depan sana yang menjual gorengan. Kita ingin membersamai penduduk sini meski baru skala kecil dan harapannya menjadi besar,lanjut Karen.Pasar Pojok ingin mengenalkan Rumah DAS yang tergolong masih baru sebagai ruang publik kepada masyarakat. Reancananya akan dilakukan rutin setiap tiga atau empat bulan sekali. Selain pasar, Rumah DAS memiliki beberapa ruang seperti galeri, perpustakaan, kedai dan showroom yang bebas dikunjungi dan terbuka untuk kerjasama.Workshop Janur Bersama Ledek SukadiKetika berkunjung ke Pasar Pojok hari kedua, saya berkesempatan untuk mengikuti workshop membuat bunga mawar dari janur bersama seniman Ledek Sukadi. Workshop yang sederhana namun ternyata cukup berkesan. Mengingatkan pada aktivitas yang sudah ada sejak jaman dahulu kala, membuat kerajinan dari janur.Janur kuning hingga saat ini masih eksis dan menjadi budaya yang masih bertahan. Terutama ketika ada acara pernikahan, rasanya kurang lengkap tanpa hiasan janur kuning. Janur juga digunakan masyarakat untuk berbagai fungsi. Seperti keagamaan, elemen estetika pada upacara tradisi dan bungkus makanan. Kali ini kami belajar membuat bunga mawar dari janur dan pandan.Worksop Janur Rumah DASPak Ledek menceritakan, janur yang dia gunakan berasal dari Kulonprogo. Karena pohon kelapa semakin jarang di area kota, maka beliau mempunyai langganan janur dari daerah Kulonprogo yang masih banyak pohon kelapa. Bunga dari janur yang dirangkai dengan bunga daun pandan bisa menjadi hiasan sekaligus pengharum ruangan. Semerbak pandan tetap bertahan hingga beberapa hari. Bunga janurnya sendiri bisa bertahan sampai bertahun-tahun jika tidak terkena serangga dan udara lembab.Agenda workshop diakhiri dengan buka puasa bersama. Mencicipi masakan ikan cakalang dan pesan minuman di kedai Rumah DAS. Suasana di Rumah DAS terasa syahdu dengan banyaknya pohon yang rindang dan orang-orang yang ramah.Yayasan Rumah DASRumah DAS sendiri didirikan oleh Dyan Anggraini, seorang seniman bersama dengan suaminya, Hutomo. Ada beberapa tempat di Rumah DAS yang bisa dikunjungi secara umum, yaitu galeri, kedai, perpustakaan dan showroom. Rumah DAS sendiri tergolong masih baru dibentuk, sekitar pada tahun 2023 dan menjadi Yayasan Rumah DAS pada tahun 2024. Rumah DAS dibuat untuk tujuan memberikan ruang pada seniman yang ada di Utara. Karena, Dyan melihat selama ini banyak kegiatan seni yang terpusat di wilayah Selatan Yogyakarta.Selain Pasar Pojok, Rumah DAS sebelumnya juga membuat acara Tur Berbisik yang menghadirkan banyak seniman untuk berpartisipasi. Bagi siapa saja yang ingin memafaatkan ruang-ruang di Rumah DAS, dapat berkunung langsung atau menghubungi pihak manajemen.