Pameran Arsip Tari Jogja #1 “Gelar Gulung”, Merawat Kembali Arsip Seniman Tari Jogja By Sany Maya Posted on 1 August 20225 min read 1 106 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Sanggar Seni Kinanti Sekar mengadakan Pameran Arsip Tari Jogja #1 dalam rangka ulang tahun ke tujuh. Pameran yang bertajuk Gelar Gulung ini dilaksanakan 29 Juli-5 Agustus 2022 di Galeri Kelas Pagi Yogyakarta, Jl. Brigjen Katamso, Prawirodirjan, Gondokusuman, Yogyakarta.“Gelar Gulung dimaknai menggelar arsip-arsip lama yang telah tersimpan, tergulung dalam ruang yang paling privat dan kini siap untuk diperlihatkan. Banyak hal yang telah kami lakukan, proses panjang yang dapat menjadi gambaran nyata tentang bagaimana Sanggar Kinanti Sekar yang sekarang terus mempertahankan nilai kewicaksanaan yang ditumbuhkan dan dirawat dalam kurun waktu tujuh tahun.” ungkap Ihsan Kurniawan selaku pimpinan produksi Pameran Arsip Tari Jogja #1 pada Press conference yang diadakan Jumat, (29/7) di Galeri Kelas Pagi Yogyakarta.Pameran Arsip ini bukan yang pertama kali diadakan, sebelumnya tahun 2019 Sanggar Seni Kinanti Sekar pernah mengadakan pameran dengan skala kecil. Berawal dari keinginan untuk pengelolaan arsip hingga akhirnya bertemu dan mengadakan workshop dengan IVAA hingga mengimplementasikan agar mempunyai kesadaran mengelola arsip dengan baik.Persiapan Pameran Arsip Tari Jogja #1 tentu saja tak lepas dari kendala, persiapan pameran ini hanya sekitar tiga minggu. Berawal hanya ingin pameran kecil namun menjadi besar. Beberapa arsip butuh perjuangan untuk mendapatkannya, harus menemui keluarga terdekat sang maestro. Arsip-arsip yang ditemukan juga dalam keadaan kurang baik.“Awalnya kami hanya ingin membuat pameran arsip tari di angkatan Mbak Kinanti Sekar, namun ternyata kami sadar bahwa arsip seniman-seniman yang lebih tua yang harus diselamatkan lebih dahulu.” kata Ketua Sanggar Seni Kinanti Sekar, Bagas Arga Santosa.Terdapat 12 seniman, koreografer, budayawan yang diikutkan dengan 54 arsip yang direproduksi kembali dan ratusan slide show. Diantaranya yaitu, Bagong Kussudiardja, Wisnu Wardhana, Bimo Wiwohatmo, Didik Nini Thowok, Miroto, Anter Asmorotedjo, Besar Widodo, Kinanti Sekar Rahina, Megatruh Banyumili, Widi Pramono, Eka Lutfi, serta Uti Setyastuti.Arsip tari yang dipamerkan mulai dari tahun 1950 hingga sekarang berupa kliping, album foto, kostum dan lain-lain. Masih banyak beberapa karya seniman yg belum diikutkan dalam Pameran Arsip Tari Jogja #1 kali ini karena keterbatasan waktu dan ruang. Karya yang belum dapat dipamerkan akan ditabung untuk pameran selanjutnya.“Terdapat ratusan slide show yang kami tampilkan dari arsip-arsip yang ukuran filenya kecil. Jika dicetak akan tidak terlihat.” imbuh Bagas.Menurut Paksiraras Alit dewasa ini kita harus mengawetkan memory agar tidak hilang begitu saja. “Dahulu karya yang sudah dipentaskan ya sudah begitu saja jadi kebanggaan. Tapi ternyata arsip itu sangat penting untuk menjadi referensi dalam berkarya.”Mengelola arsip secara konvensial sangat penting diera digital apabila tiba-tiba media digital yang digunakan mengalami kendala. Bagaimana mewariskan arsip untuk masa depan, maka secuil apapun dokumentasi tentang kostum gerakan dari arsip pemberitaan saat itu dapat diajdika sejarh dan pijakan untuk digunakan masa depan membuat karya. Hal ini metode yang bagus untuk merawat ingatan dan gagasan di seni pertunjukan.Pameran Arsip Tari Jogja #1 ini harapannya dapat terus berlanjut hingga tahun-tahun selanjutnya. Sehingga tumbuh kesadaran bagi para seniman, koreografer, budayawan untuk melakukan pengelolaan dokumentasi, merawat arsip dokumen dan ide-ide asli mereka.Selama satu minggu Pameran Arsip Tari Jogja #1 akan menampilkan beberapa pertunjukan dan workshop tentang pengarsipan tari. Informasi terkait Pameran Arsip Tari Jogja #1 “Gelar Gulung” selengkapnya dapat disimak di instagram @arsiptarijogja dan @sanggarkinanti atau menghubungi 0812-2800-2213.