The Waroeng of Raminten, Perkuat Budaya Lewat Drama Tari Panen Raya

6 min read
0
626

genpijogja.com – Siapa yang tidak tahu Raminten? Tempat makan jujugan turis lokal setiap berkunjung ke Jogja. Konsepnya njawani, gimmick dan interiornya menggelitik.

Minuman Susu Kembang Perawan, apa pula itu? Ada juga Es Ndoro Bei, jus yang disajikan di gelas jumbo serupa tabung, tak habis-habis meski diminum berulang kali. Kalau tidak percaya Raminten benar-benar menyajikan menu tersebut, datang saja ke The Waroeng of Raminten Kaliurang. Temukan berbagai menu dengan nama unik di sana.

The Waroeng of Raminten adalah salah satu dari sekian banyak anak usaha Hamzah Batik dan Raminten Group, termasuk Sanggar Moendhi Dharma yang menaungi pementasan drama tari oleh karyawan-karyawati Raminten. Lokasi yang lebih dulu dikenal oleh pecinta kuliner dan plesiran adalah The House of Raminten di Kotabaru. Kini tak hanya di Kotabaru, Anda bisa berkunjung ke cabang Kaliurang, tepatnya di The Waroeng of Raminten.

Baca juga: Raminten Kaliurang, One Stop Shopping Yang Kental Budaya
The Waroeng of Raminten, Perkuat Budaya Lewat Drama Tari Panen Raya
The Waroeng of Raminten, Perkuat Budaya Lewat Drama Tari Panen Raya

Lalu, apa bedanya The House of Raminten dan The Waroeng of Raminten? Luas tempatnya dan target pasarnya. The House of Raminten dibuka 24 jam. Cocok bagi kalian yang ingin duduk santai menikmati suasana Jogja Istimewa, sambil mengobrol dengan kawan atau pasangan. Sedangkan The Waroeng of Raminten, cocok bagi kalian yang datang rombongan atau ingin mengadakan pertemuan.

Menu yang disajikan lebih beragam, mulai dari appetizer hingga dessert, semuanya kuliner Jawa. Dan lagi, ada pertunjukan khusus di The Waroeng of Raminten, mulai dari drama tari tematik sampai ketoprak.

Jumat (04/10) malam lalu, saya menyaksikan drama tari Panen Raya, drama yang dipentaskan rutin setiap Jumat di The Waroeng of Raminten Kaliurang. Drama tari ini terdiri dari dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 19.00 WIB, sedangkan sesi kedua dipentaskan pukul 21.00 WIB. Saya menyaksikan kedua sesi sampai selesai.

Keduanya memberikan kesan dan pengalaman berbeda. Pada sesi pertama, saya terpukau dengan penampilan enerjik nan nyentrik Tari Angguk Raminten. Berkostum serba merah dengan aksen keemasan, tak lupa kaca mata hitam sebagai penguat persona. Totalitas, meskipun mayoritas penari yang juga karyawan-karyawati Raminten ini tidak memiliki latar belakang seni tari sama sekali.

Baca juga: Panen Raya Setiap Akhir Pekan di Raminten
The Waroeng of Raminten, Perkuat Budaya Lewat Drama Tari Panen Raya
The Waroeng of Raminten, Perkuat Budaya Lewat Drama Tari Panen Raya

Dilanjutkan dengan drama tari Panen Raya. Suasana berubah dramatis seketika. Dengan tata lampu ciamik, penampilan para penari membius mata. Plot drama berawal dari para penari yang berperan sebagai petani di lereng Merapi, bersuka cita menyambut panen raya.

Beberapa penari bahkan berperan sebagai ternak, merangkak di sekeliling panggung dan restoran, riuh rendah, membuat penonton bersorak. Namun tiba-tiba, datang serangan hama. Para petani menghadang dan berhasil menghalau hama berkat Dewi Sri yang muncul berbalut busana hijaunya yang khas. Panen Raya akhirnya tiba di Raminten.

Para petani menari penuh syukur, tak sungkan berbagi berkah panen dengan penonton The Waroeng of Raminten Kaliurang, termasuk saya, lewat flash mob sebagai penutup acara. Sama halnya dengan drama tari sesi kedua, hanya saja saya lebih bisa memperhatikan jalan cerita dan memaknai setiap gerak langkah penari Panen Raya.

Drama tari Panen Raya merupakan salah satu dari sejumlah atraksi seni di The Waroeng of Raminten Kaliurang. Masih ada drama tari Bersih Desa yang dipentaskan setiap Sabtu malam, Ketoprak Jonggrang: The Story of Prambanan Temple serta Jumat Kliwon Raminten yang diadakan sebulan sekali.

Tidak hanya itu, rangkaian pentas tari oleh sejumlah sanggar, salah duanya adalah Sanggar Kirana dan Sanggar Sindu Budaya, bisa ditonton sewaktu-waktu. Kawasan Raminten Berbudaya memang memiliki misi untuk merangkul para seniman dan sanggar tari setempat. Harapannya agar pegiat seni dan budaya di Sleman mendapatkan tempat dan panggung yang tepat untuk unjuk kebolehan.

Baca juga artikel tentang Raminten atau tulisan menarik lainnya Farras.
Load More Related Articles
Load More By Farras Hasna Taqiyya
Load More In Event