Stasiun Tugu Direnovasi, Berikut Ini Perubahan Akses Penumpang

6 min read
0
102

Foto: Dewangga Liem

Dengan adanya kegiatan renovasi ini, Daop 6 melakukan penyesuaian terhadap alur (flow) penumpang KA di Stasiun Yogyakarta khususnya di pintu timur yang lokasinya diakses melalui Jalan Pangeran Mangkubumi. Penyesuaian ini mulai dilakukan sejak Kamis, 15 Februari 2024.

Penyesuaian pertama yaitu dengan memindahkan area boarding gate manual dan pencetakan tiket di Pintu Timur Stasiun Yogyakarta yang semula berada di tengah, menjadi digeser ke area samping memanfaatkan pintu keluar darurat. Kemudian juga untuk sementara Face Recognition Boarding Gate di pintu timur juga ditiadakan karena keterbatasan area. Untuk kemudahan proses boarding dan lainnya, Daop 6 mengimbau agar pelanggan dapat mengakses pintu selatan yang berada di Jalan Pasar Kembang.

Foto: Dewangga Liem

Penyesuaian kedua yaitu area drop zone timur hanya dapat digunakan untuk kendaraan kecil seperti sepeda motor dan mobil kecil. Untuk dropzone kendaraan besar dapat menggunakan akses masuk pintu selatan.

Proses pekerjaan beautifikasi Stasiun Yogyakarta ini diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 5 bulan dan diperkirakan selesai pada bulan Juni 2024. Adapun visi yang diusung dalam proyek renovasi ini adalah menjaga nilai heritage dari Stasiun Yogyakarta.

Dengan aktifitas transportasi antar kota yang sangat tinggi di Stasiun Yogyakarta, diperkirakan dapat membuat adanya desakan akan kebutuhan ruang yang dapat mengakibatkan nilai heritage stasiun menjadi tergerus. Untuk menghindari adanya desakan yang dapat mengakibatkan kemungkinan berkurangnya nilai heritage atau terjadinya kerusakan, diperlukan rencana revitalisasi, tidak hanya pada skala bangunan, namun juga skala kawasan. Oleh karenanya KAI memberikan ubahan pada Stasiun Yogyakarta untuk terus mempertahankan nilai historis stasiun.

WhatsApp Image 2024-02-16 at 18.03.47

Daop 6 tentunya akan selalu adaptif dengan keadaan di lapangan nantinya serta selalu mengupayakan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan dan memperhatikan kelancaran flow penumpang.

Pada proses beautifikasi ini selain memperhatikan faktor estetika, Daop 6 juga sangat memperhatikan faktor keselamatan. Daop 6 mengimbau agar pelanggan di Stasiun Yogyakarta selalu mengikuti arahan dari petugas di stasiun serta selalu perhatikan petunjuk-petunjuk arah untuk pengaturan flow pelanggan KA di stasiun.

Sekilas Sejarah Awal Stasiun Tugu

Hampir semua orang mengetahui keberadaan bangunan Stasiun Tugu Yogyakarta, terlebih bagi mereka yang datang dan pergi menggunakan akses angkutan berbasis rel ini. Tapi, tahukah Anda bahwa Stasiun Tugu Yogyakarta pernah tercatat sebagai stasiun paling cantik di Indonesia?

Stasiun Tugu Yogyakarta diresmikan tanggal 2 Mei 1887 dengan bentuk lay out stasiun pulau. Apa sih, stasiun pulau? Stasiun pulau adalah bangunan stasiun yang kanan kirinya terdapat rel kereta api.

Pada kanopi emplasemen terdapat 44 tiang penyangga sejak tahun 1886 buatan Firma L. J. Enthoven te ‘s Gravenhage yang sama dengan stasiun di Den Haag Belanda.

Awalnya, jalur rel kereta api di Jogja, tidak seperti jalur rel kereta api yang kita kenal hari ini. Dulu, tidak ada jalur rel kereta api yang tersambung antara Stasiun Tugu Yogyakarta dengan Stasiun Lempuyangan. Pada awal pembangunan, Stasiun Tugu Yogyakarta merupakan stasiun paling ujung pada jalur kereta api antara Buitenzorg – Parijs van Java – Djocjacarta (Bogor – Sukabumi – Bandung hingga Yogyakarta). Sedangkan Stasiun Lempuyangan merupakan rangkaian jalur kereta api dari Semarang – Gundih – Solo Balapan hingga Lempuyangan.

Kedua jalur tersebut “menyatu” berkat dibangunnya jembatan yang membentang di atas Sungai Code pada 7 Juli 1887. Jembatan tersebut bernama “Jembatan Kerk Weg” atau yang akrab disebut sebagai jembatan Kewek.

Stasiun Tugu Yogyakarta mendapat julukan dari sebuah media massa terbitan Batavia, sebagai stasiun yang paling cantik di Hindia-Belanda. Bagaimana tidak? Waktu itu, bentuk muka Stasiun Tugu Yogyakarta masih menggunakan gaya arsitektur “neo klasik” yang penuh dengan keindahan detail.

Kemudian pada tahun 1925 Staatsspoorwegen merombak bentuk muka bangunan Stasiun Tugu Yogyakarta dengan gaya Art Deco yang di masa itu, dianggap lebih modern. Bentuk muka Stasiun Tugu Yogyakarta setelah mengalami perubahan masih bisa kita lihat hingga hari ini, sebagai wajah dari Stasiun Tugu Yogyakarta yang kita kenal.

Load More Related Articles
Load More By Dewangga Liem
Load More In Info KAI