Sensasi Rebung dalam Balutan Mi Jawa Kembanglimus Magelang

6 min read
0
684

Ketika Tim Web Genpi Jogja melakukan perjalanan wisata di daerah Borobudur Magelang, kebetulan saat itu jam makan siang. Salah satu anggota tim memberitahu bahwa kami akan bertemu Putri, peserta Boot Camp Kita Muda Kita Kreatif UNESCO 2019, pegawai dari salah satu Balkondes di Borobudur yang membawakan makanan unik. Kebetulan banget, pas lapar pas ada yang bawain makanan.

Mi gedhek? Mi apa lagi ini? Dalam benak saya, mi gedhek adalah makanan berbahan mi dengan bentuk seperti gedhek, lebar dan dianyam layaknya dinding anyaman bambu.

Ternyata, mi gedhek adalah olahan dari Balkondes Kembanglimus yang berada di kawasan wisata Borobudur Magelang. Mi gedhek terbuat dari tunas bambu sebagai bahan baku utamanya. Setelah melihat makanannya, seketika bayangan saya akan bentuk mi seperti anyaman bambu pupus.

Putri, teman kami dari Balkondes Kembanglimus, bercerita bahwa ide awal terciptanya makanan mi dengan bahan baku rebung (tunas bambu) karena bambu adalah tanaman endemik di sekitar Balkondes.

Pihak pengelola Balkondes ingin membuat makanan dari bahan baku tersebut, namun mereka ingin makanan olahan rebung ini tidak dijadikan kudapan biasa seperti lumpia, maka diputuskan untuk mengolahnya menjadi “makanan berat” yang menyerupai dengan Bakmi Jawa. Sehingga terciptalah kreasi makanan yang diberi nama Mi Gedhek dan Spagedhek.

Mie Gedhek

Penampilan mi gedhek jika dilihat sekilas, maka orang akan mengira bahwa makanan tersebut hanya mi Jawa pada umumnya. Namun jika dicermati, tampak jelas bahwa makanan tersebut terbuat dari irisan tipis memanjang dari tunas bambu.

Untuk urusan rasa dan aroma, mi gedhek ini memang identik dengan mi Jawa pada umumnya. Pedas, manis, dan gurih membaur dalam seporsi mi gedhek. Rasa bawang putihnya lebih menonjol dibandingkan rasa manis dari kecap. Saya jadi suka dengan rasa mi gedhek ini. Cocok dengan selera saya.

Pada suapan pertama, mi gedhek ini akan menunjukkan siapa sebenarnya dirinya. Dengan tekstur yang lebih keras dari mi sebenarnya, Anda akan merasakan sensasi mengunyah isi lumpia. Benar saja, dengan tekstur tersebut saya seolah lupa jika makanan yang saya makan adalah mi gedhek dan berfikir saya dengan makan lumpia.

Dalam mi gedhek ini juga ada suwiran ayam dan telur ayam yang diorak-arik. Dalam satu porsi mi gedhek ini, pengelola tidak pelit dengan suwiran ayam, sehingga pada setiap suapan akan terdapat rasa ayam yang ikut masuk ke dalam mulut meramaikan rasa mi gedhek.

Selain mi gedhek, Balkondes Kembanglimus juga memiliki produk makanan lainnya dengan bahan baku tunas bambu lainnya. Makanan berwujud seperti spaghetti, makanan ala Italia. Oleh pengelola makanan tersebut diberi nama spagedhek. Sama halnya dengan mi gedhek, spagedhek juga berbahan baku utama tunas bambu.

Kali ini secara penampilan menurut saya lebih seperti keju parut ketimbang mi spaghetti pada umumnya jika belum dicampurkan dengan saus Bolognese-nya. Namun jika antara spagedhek dan saus Bolognese sudah tercampur, makan warna merah orange akan menyamarkan bentuk asli dari rebung.

Mie Gedhek

Untuk aroma dan rasa dari spagedhek ini lebih kuat dari saus Bolognese-nya. Rasa asam tomat saus Bolognese mendominasi sejak suapan pertama. Untuk Anda yang kurang suka dengan makanan yang tidak pedas, spagedhek ini cocok untuk Anda.

Sedangkan tekstur spagedhek ini tidak jauh berbeda dengan makanan mi gedhek. Tekstur khas rebung pada spagedhek lebih lembut dari mi gedhek yang sebelumnya saya cicipi, namun tetap tidak selembut dan sekenyal dari mi spaghetti yang sebenarnya.

Untuk masalah harga, jangan khawatir. Harga satu porsi mi gedhek dan spagedhek ini cukup murah. Hanya dengan merogoh kocek Rp 15.000 Anda akan mendapatkan kenikmatan satu porsi mi gedhek atau spagedhek.

Bagaimana, apakah Anda penasaran mencicipi?

Load More Related Articles
Load More By Dewangga Liem
Load More In Kuliner