Sensasi Lembut dan Gurihnya Yammie Pathuk Jogja By Sany Maya Posted on 17 February 20196 min read 0 866 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Siang itu cuaca di Malioboro sedang terik namun hujan. Seakan paham dengan hati para kawula muda Jogja yang ditinggal pas lagi sayang-sayangnya.Tak mau kalah, cacing-cacing di perut mulai bergejolak setelah mendengarkan curhatan kawan. Lalu ia pun mengusulkan untuk makan siang di Yammie Pathuk. Berhubung saya belum pernah makan di sana, berangkatlah kami. (Orang asli Jogja macam apa ini belum pernah kulineran di Yammie Pathuk)Lokasi Yammie Pathuk ini tidak jauh dari kawasan Malioboro, berada di Jalan Kemetiran Kidul, Pringgokusuman, Gedongtengan, Kota Yogyakarta. Warung ini buka pukul 09.00-21.00 WIB. Tulisan berwarna putih di genteng hitam ‘Yammie Pathuk’ membuat mudah menemukan warung ini.Di depannya tertata rapi motor-motor para pengunjung meski lahannya tidak terlalu luas, hanya memakai trotoar jalan. Jadi siap-siap saja kalian memarkirkan kendaraan dengan tertib.Memasuki warung akan disambut dapur kecil dengan mas-mas yang siap menyajikan pesanan. Terdapat sekitar 10 meja panjang untuk para pengunjung. Menurut empunya, Bu Yulia, warung ini baru didirikan pada tahun 2006.Sedangkan Yammie Pathuk yang berada di Pasar Pathuk sudah ada sejak tahun 1999 dan hanya buka pagi hari hingga pukul 9.00 WIB. Jika kalian ingin sarapan Yammie Pathuk datanglah pagi-pagi ke Pasar Pathuk.Akhirnya pesanan kami pun datang. Saya memesan yammie bakso. Dalam semangkuk yammie berisi yammie, dua buah pangsit rebus, irisan daging ayam dan irisan daun bawang. Kuahnya disajikan sendiri dengan dua butir bakso.Harumnya sangat khas. Saya ingat sekali Alm. Bondan Winarno selalu bilang untuk mencicipi rasa originalnya dahulu sebelum diberi kecap, sambal atau tambahan lainnya.Kuah yammie ini terasa gurih segar, tidak begitu asin. Tekstur yammienya juga sangat lembut menyentuh lidah. Dipotong dengan bibir pun bisa. Tidak kalah dengan dua buah pangsit rebus yang menemani. Semakin menggoyang lidah dengan tambahan potongan daging ayam yang terasa manis.“Kami menyesuaikan lidah orang Jogja yang lebih ke rasa manis. Sebenarnya rasa aslinya yammie ini asin, Mbak. Semua kami produksi sendiri termasuk yammienya.” ungkap Bu Yulia.Bu Yulia juga menambahkan kenapa yammie ini menggunakan irisan daun bawang tidak menggunakan loncang yaitu agar rasanya tidak pengar. Ya benar, yammie saya habis tak tersisa. Jika menggunakan loncang pasti ada saja sisihan loncang di pinggir mangkuk.Menu pelengkap lainnya ada pangsit goreng dan juga bakso goreng yang renyah dan gurih. Untuk harga tak perlu khawatir, seporsi pangsit goreng berisi lima pangsit cukup dengan 12 ribu. Sedangkan bakso goreng yang terbuat dari daging ayam dan udang dapat dicicipi dengan 4 ribu per butir.Nah, kemudian menu utamanya semangkuk yammie biasa cukup merogeh kocek 13 ribu saja. Lalu 17 ribu untuk seporsi yammie bakso. Terjangkau bukan?Selama saya duduk banyak orang wara-wiri dari dalam. Akhirnya karena penasaran dan memang ingin buang air kecil saya menanyakan kepada mas-masnya toilet di mana.Akhirnya saya masuk ke lorong orang yang keluar masuk tadi. Di situ saya menemukan ruangan sedikit luas dengan beberapa ibu-ibu. Wow, ternyata ini dapurnya tempat produksi. Kemudian saya menemukan toilet yang bersih. Mantap lah ini warung, batin saya.Selain warung yang berada di Jalan Kemetiran Kidul ini, Yammie Pathuk juga membuka cabang di Jalan Magelang km5, Food Court timur Galeria Mall dan Jalan Nologaten. Semua bahan baku dikirim dari pusat (Kemetiran Kidul) untuk menjaga kualitas rasa.Jadi, kalau lagi di Jogja jangan lupa mampir merasakan Yammie Pathuk ya gaes. Orang asli Jogja juga jangan mau kalah. Jangan kaya saya yang baru saja ngicipin Yammie Pathuk ya. Cmiiw 😊