Selasa Wage Malioboro Hadirkan Budaya Jogja Lewat Pameran Foto By rizkaita Posted on 4 October 20196 min read 0 207 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin genpijogja.com – Oktober dibuka dengan guyub di Kota Yogyakarta. Pasalnya hari Selasa (1/10) lalu bertepatan dengan hari Selasa Wage pada penanggalan kalender Jawa. Pada hari tersebut jalan Malioboro dibebaskan dari pedagang kaki lima dan kendaraan bermotor selama satu hari.Kesempatan ini tak disia-siakan warga Jogja dan juga para wisatawan untuk tumpah ruah ke jalanan dengan berbagai aktivitas. Beberapa komunitas atau kelompok pun tak segan membuka pertunjukan di trotoar Malioboro. Salah satu yang banyak menarik perhatian warga untuk berhenti adalah pameran foto dari komunitas Rembug Tuwo.Pameran ini diadakan di depan kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada 54 karya yang terpampang di instalasi dari anyaman bambu. Foto-foto yang ditampilkan bertema budaya Jogja yang dipotret dari berbagai kegiatan dan tempat yang ada di Kota Pelajar ini.Instalasi Pameran di Trotoar Jalan MalioboroPada pameran foto perdana di Selasa Wage ini, ada tujuh orang fotografer yang terlibat. Mereka adalah Jalu Tajam, Eko Susanto, Budi Gothil, Jenar, Giri Wijaya, Fahmi Mamok, Rezky dan Hardy Breck. Ketujuhnya merupakan fotografer yang rajin menangkap momen di acara-acara kebudayaan dan kesenian, khususnya di sekitaran Jogja.Karya-karya mereka bahkan sudah santer dikenal baik di media sosial maupun di lingkup fotografi Indonesia. Kecintaan mereka terhadap budaya mengumpulkan ketujuhnya di setiap agenda kebudayaan, kesenian, hingga peringatan tertentu di seantero Jogja inilah yang kemudian membuat mereka berani menyiapkan materi pameran dalam waktu singkat.Bukan hanya kegiatan tradisi Jogja yang ingin diperlihatkan dalam pameran foto ini. Para fotografer juga banyak mengangkat karya fotografi yang berhubungan dengan penggunaan batik di dalam keseharian masyarakat Jogja. Hal ini dilakukan dalam rangka menyongsong Hari Batik yang ditetapkan setiap tanggal 2 Oktober.Foto-foto yang ditampilkan menceritakan bagaimana batik menjadi proses dan karya yang digunakan dalam beragam kalangan, mulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja dan kepala pemerintahan, abdi dalem dalam berbagai upacara kraton, busana penari dalam berbagai tari tradisional, hingga digunakan pada masyarakat umum.Melalui foto-foto tersebut, pengunjung bisa mengamati berbagai motif batik berbeda yang digunakan sesuai dengan peruntukannya, terutama dalam tradisi turun-temurun. Suburnya kegiatan dan pemakaian batik inilah yang menjadikan Jogja dipilih sebagai Kota Batik oleh UNESCO pada tahun 2010 lalu.pengunjung selasa wage maliobor yang datang ke pameran fotoPameran foto ini bukan agenda tunggal yang ada di Selasa Wage kemarin. Pameran yang diselenggarakan mulai pukul 12.00 WIB hingga malam ini, juga diisi dengan berbagai kegiatan. Ada pentas dagelan bocah, pertunjukan akustik dan talkshow dari Badan Otoritas Borobudur (BOB) yang meperkenalkan pilihan destinasi wisata baru, yakni De’Loano di Kulon Progo.Wisata ini mengusung perkemahan mewah dan lengkap atau glamour camping. Adanya glamping ini menjadi salah satu pilihan liburan yang berbeda, karena wisatawan tetap bisa dekat dengan alam tetapi dengan fasilitas yang lengkap. Selain itu, area pameran juga hadir komunitas barbershop yang memberikan jasa potong rambut gratis bagi pengunjung Malioboro selasa lalu.Pameran foto ini terselenggara berkat kerjasama komunitas Rembug Tuwo dengan Dinas Pariwisata DIY. Jalu Tajam sebagai salah satu fotografer yang turut ikut dalam pameran ini berharap, pameran ini bisa diadakan pada Selasa Wage Malioboro berikutnya. Apa lagi budaya yang menjadi tema besar pada pameran menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Jogja untuk kembali lagi pada kunjungan berikutnya.Rencananya, pameran serupa juga akan diselenggarakan pada agenda Selasa Wage Malioboro berikutnya dengan memamerkan karya-karya terbaik dari peserta lomba foto yang dilaksanakan pada Selasa Wage yang lalu.Baca juga artikel tentang Selasa Wage atau tulisan menarik lainnya Rizka Ita.