Sebanyak 700 Pengrawit Akan Bermain Bersama dalam YGF 28 By Kazebara Posted on 13 August 20236 min read 0 15 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) akan kembali digelar selama satu minggu penuh mulai 20 Agustus sampai 26 Agustus 2023. Tidak sekadar menyajikan pertunjukan gamelan, YGF menyajikan berbagai rangkaian acara yang menarik dan berkolaborasi bersama banyak pihak. Pada tahun ini, YGF ingin mengapresiasi usaha-usaha yang telah dilakukan dalam melestarikan dan mengembangkan gamelan sebagai budaya bangsa oleh para pendahulu. Usaha ini telah menciptakan ruang kemungkinan yang semakin membesar.“Tahun ini kami ingin menyiapkan hal yang sangat besar, yang bisa menjadi sebuah peristiwa, menjadi perayaan dan menjadi ikhtiar bersama untuk bagaimana gamelan sebagai salah satu unsur kebudayaan yang hari ini sudah diakui sebagai warisan dunia bisa hadir dan dikembangkan kemudian memberikan kontribusi kepada dunia,” tutur Ari Wulu saat Jumpa Pers YGF 29 di Karta Coffee & Eatery, Lt.1 Plaza Malioboro, Rabu (09/08).Saat ini banyaknya pelaku seni lintas disiplin melibatkan gamelan dalam proses kreatif mereka yang menjadi bukti gamelan telah dan sedang berkembang. Sementara, keadiluhungan gamelan tetap dijaga oleh para punggawanya. Mengambil tema “Beyond Sound”, YGF ingin mengaungkan gamelan dalam skala lebih luas, bahkan ke seluruh penjuru semesta.“Atas upaya itu kami mencoba menyajikan tema gamelan yang melebihi gaungnya, bisa diibaratkan misal kecepatan cahaya mencapai 300.000 km per detik. Nah, gaung gamelan bisa melebihi itu, Gamelan Beyond the Sound. Harapannya gamelan tidak hanya sekedar ada namun terus berkontribusi di peradabannya,” terang Ari Wulu.Rangkaian Kegiatan Yogyakarta Gamelan Festival 2023Gaung Gamelan sebagai penanda dimulainya YGF 28 akan digelar di Stadion Kridosono pada Minggu, 20 Agustus 2023 dan terbuka untuk umum. Akan ada sekitar 700 pengrawit dari 28 kelompok karawitan yang terlibat dalam Gaung Gamelan dengan 28 pangkon gamelan. Kelompok karawitan dari seluruh DIY yang terlibat dalam Gaung Gamelan dikurasi olah Gayam 16 serta kelompok karawitan yang sudah menerima bantuan gamelan dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta.Seluruh kelompok karawitan akan memainkan dua gending, yakni Ladrang Prosesi karya Sapto Raharjo dan ladrang Santi Mulya. Notasi dari ladrang ini akan dikirimkan ke masing-masing kelompok karawitan satu bulan sebelumnya, serta disebarkan melalui berbagai media dengan tujuan agar dapat dipelajari atau dibaca oleh masyarakat luas. Gaung Gamelan terbuka untuk umum dan akan menghadirkan karya tari serta pertunjukan musik. Pertunjukan wayang kulit menjadi penutup Gaung Gamelan akan digelar pada malam hari.“Tahun ini kita mencoba menyatukan berbagai laras atau nada gamelan itu menjadi satu. Karena perangkat itu dari satu dengan lainnya tidak ada frekuensi yang fix. Kita mencoba memadukan unsur laras itu menjadi satu dan hasilnya bagaimana. Tentunya dengung yang dihasilkan akan berbeda,” ungkap Sudaryanto, perwakilan Gayam 16.Lokakarya Gamelan akan digelar pada 21 sampai 23 Agustus 2023 di Rumah Gayam16. Pengisi lokakarya merupakan seniman, praktisi, maupun akademisi yang ditunjuk oleh YGF28. “Nanti diisi oleh Mas Moko, seniman bunyi yang berasal dari Jogja tapi bermukim di Eropa. Nanti dia akan memberikan lokarya tentang percintaan bunyi gamelan,” ungkap Ari Wulu.Sementara, Rembug Budaya diadakan pada 23 Agustus 2023. Kegiatan diskusi seni budaya ini sebagai ruang komunikasi yang bertujuan untuk merawat dan mengembangkan gamelan serta seni lainnya. Terbaru, YGF28 menghadirkan Gamelan Dinner di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo pada 23 Agustus mulai pukul 19.00 sampai 21.00 WIB. Program ini dibuat untuk menyatukan para pencinta dan pemain gamelan dalam acara makan malam bersama. Gamelan Dinner akan menampilkan pertunjukan gamelan Komunitas Gayam 16.Sebagai puncak acara YGF28 menghadirkan Konser Gamelan di Plaza Ngasem pada 24 sampai 26 Agustus 2023 mulai pukul 19.00 sampai 22.00 WIB. Seperti biasanya, Konser Gamelan akan menghadirkan seniman dari dalam dan luar negeri, seperti Yogyakarta, Jepara, Cirebon, Pamekasan, Padang, India, Semarang, Lombok Barat, Meksiko, dan Malaysia.