Resmi Ditutup, GKR Bendara Janjikan Simposium Kraton Jogja Hadirkan Tema Berbeda Tiap Tahun

5 min read
0
270

genpijogja.com – Acara Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta secara resmi ditutup Selasa (10/03) sore. Penutupan tersebut ditandai dengan pemukulan gong yang dilakukan oleh GKR Bendhara, selaku Wakil Ketua Panitia Simposium Internasional Budaya Jawa.

GKR Bendara Menutup Simposium Kraton Jogja 2020

Dalam menutup simposium kali ini, GKR Bendara mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi, sekaligus memberikan informasi terkait jadwal rangkaian Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwana X ke-32. Berbagai kegiatan dan penampilan digelar sebagai sajian rasa terimakasih dari Kraton Jogja kepada masyarakat hingga 4 April 2020 mendatang.

Tidak dapat dipungkiri jika Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta tidak hanya menjadi forum diskusi ilmiah saja, namun juga menjadi wadah untuk memunculkan ide-ide segar terkait keberlanjutan penelitian mengenai Keraton Yogyakarta di masa selanjutnya.

“Yang pasti tahun depan akan ada acara yang sama dengan tema yang berbeda setiap tahunnya,” janji GKR Bendara kepada audiens Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta.

Sejak Senin (9/03) kemarin, kegiatan Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta dilaksanakan di Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Hotel. Pada hari pertama kegiatan telah disampaikan dua tema, yakni History dan Philology. Kedua tema tersebut juga disampaikan oleh para pemateri, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Simposium Kraton Jogja Hari ke2 di Hotel Ambarukmo

Pada hari kedua Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta juga digelar Talkshow mengenai Digitalisasi Kekayaan Budaya di Keraton Yogyakarta bersama GKR Hayu, KPH Notonegoro dan Prof. Endang Nurhayati, serta dipandu oleh moderator Theresia Sothil.

Pada masa kini, Keraton Yogyakarta berusaha untuk memudahkan akses koleksinya bagi masyarakat luas, terutama untuk kepentingan penelitian. Koleksi yang berhasil didokumentasikan tersebut kemudian diunggah ke website kratonjogja.id.

Digitalisasi ini dilakukan oleh KHP Tepas Tandha Yekti dan bekerjasama dengan KHP Kridhomardowo. Sembari mendokumentasikan, keduanya juga berusaha untuk menginventarisasi berbagai aset Keraton Yogyakarta.

“Dengan akses yang kini semakin mudah, semoga lebih banyak masyarakat yang tertarik, sehingga tidak melupakan nilai-nilai ke-Jawa-annya”, jawab GKR Hayu saat ditanya terkait harapan ke depan dari kegiatan digitalisasi ini.

Dalam kesempatan talkshow tersebut, juga dilakukan peluncuran buku alih aksara Serat Menak Amir Hamza, yang merupakan bagian dari salah satu naskah yang dikembalikan oleh Inggris kepada pihak Keraton Yogyakarta.

Acara berlanjut dengan sesi diskusi ilmiah ketiga dengan tema Performing Arts, dengan pemateri yang terdiri dari peneliti ahli serta penggiat budaya. Sebut saja seperti Jennifer Lindsay dari Australia National University (ANU) dengan materi Dressing Up: Gamelan and Performance Attire serta Theresia Suharti (KRT Nyi Pujaningsih) dari KHP Kridhomardowo Keraton Yogyakarta dengan materi Busana Bedhaya Keraton Yogyakarta: HB I – HB X.

Lanjut pada sesi keempat mengusung tema Socio Culture, dengan pemateri diantaranya yakni Retno Purwandari dari Institut Seni Yogyakarta (ISI) dengan judul Mengungkap Arti Penting Nama bagi Masyarakat Jawa Melalui Penamaan Batik Seman Yogyakarta serta Indra Tjahjani dari University of Canberra, Australia dengan judul Perjalanan Melestarikan Busana Warisan Leluhur.

Sri Sultan HB X membuka Simposium Kraton Jogja

Rangkaian acara Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwana X ke-32 tidak hanya menggelar Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta saja, namun juga menggelar Pameran Budaya Jawa dengan tajuk Abalakuswa: Hadibusana Keraton Yogyakarta.

Pameran akan digelar selama satu bulan, mulai tanggal 8 Maret hingga 4 April 2020 di Keraton Yogyakarta. Pameran Abalakuswa dibuka setiap harinya, dengan jadwal hari Senin-Kamis pukul 09.00-16.00 WIB dan hari Jumat-Minggu pukul 09.00-21.00 WIB.

Load More Related Articles
Load More By Selly Juanisa Harsela
Load More In News