Raisin Cookies, Buah Persahabatan Anisa Utami dan Rizki Febrianti

6 min read
0
294

“Membangun usaha baru itu tidak mudah. Banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Akan tetapi, bersama sahabat segala kesulitan yang ada menjadi terasa lebih ringan. Malah, bisa saling support satu sama lain kalau pas lagi down”, ungkap Anisa Utami, salah satu owner Raisin Cookies.

Raisin Cookies menjadi salah satu produk wirausaha yang terpilih mengikuti program Creative Youth at Indonesian Heritage Sites 2019. Sebuah program pendampingan wirausaha muda yang diagendakan oleh UNESCO bersama Citi Foundation.

Coklat Kurma 2

Januari silam, Tim Web GenPI Jogja hadir dalam acara Closing Ceremony Young Entrepreneurs Boot Camp 2019 yang bertempat di Hotel Pandanaran, Yogyakarta. Malam itu, berbagai produk para wirausaha muda dipamerkan. Salah satu produk yang menarik perhatian kami adalah cokelat kurma, salah satu brand Raisin Cookies.

Perjumpaan pertama lidah saya dengan cokelat kurma malam itu terasa istimewa. Sebab siapa sangka, kurma yang dipadukan dengan cokelat dan kacang mete menghasilkan rasa yang luar biasa enak. Ketiga bahan tersebut sama-sama berasa, tidak ada yang terlalu mendominasi. Manis ada, gurih ada. Ah, jadi ingin menikmatinya lagi.

Bulan Februari ini, Tim Web GenPI Jogja berkesempatan mengulik lebih dalam dapur Raisin Cookies. Raisin Cookies didirikan oleh tiga bersahabat. Akan tetapi, salah seorang dari mereka kemudian membangun usahanya sendiri. Sehingga tersisa Anisa Utami dan Rizki Febrianti yang melanjutkan bisnis ini.

Coklat Kurma 5

Anisa Utami yang biasa dipanggil Ica dan Rizki Febrianti yang biasa dipanggil Kiki sudah saling kenal sejak duduk di bangku perkuliahan. Keduanya menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Boga, Universitas Negeri Yogyakarta. 2016 silam, mereka memutuskan untuk membuka usaha bersama.

Ketika dijumpai di rumah produksi, daerah Condongcatur Yogyakarta, Ica dan Kiki sedang menggarap pesanan cokelat kurma edisi valentine. Tim Web GenPI Jogja disilahkan mencoba membuat produk cokelat kurma ini. Juga mengulik lebih dalam lagi tentang bagaimana Raisin Cookies bisa berdiri dan eksis hingga saat ini.

Raisin Cookies ditekuni bermula dari hobi. Ica sudah gemar memasak sejak usianya masih belia. Sementara Kiki, mulai suka memasak sejak SMP. Ya, keduanya sudah memiliki bekal yang cukup mumpuni dalam hal memasak. Lantas, bagaimana dengan berwirausaha?

“Awalnya kami sempat berpikir. Bikin usaha gak ya. Berani gak ya.”, ungkap Kiki pada Tim Web GenPI Jogja. Akan tetapi, mereka akhirnya memutuskan untuk membuka usaha yang konsepnya dipikir bersama. Adanya konsep seperti sekarang ini merupakan buah pikir dari masing-masing mereka yang lantas disatukan.

Tahun 2019 ini, Raisin Cookies berjalan menuju tahun ketiga. Sudah pasti, masalah datang silih berganti. Perdebatan yang biasanya terjadi berkutat pada ide dan pemikiran yang berbeda-beda. Akan tetapi, perdebatan ini tidak mempengaruhi persahabatan itu sendiri. Semua tergantung bagaimana mereka menyatukan berbagai ide dan gagasan yang ada.

Coklat Kurma 1

Sebuah usaha yang dibangun bersama-sama tak jarang dirundung permasalahan klasik. Masalah keuangan, misalnya. Di luar sana, beberapa usaha mundur hanya karena masalah uang. Namun, Ica dan Kiki punya caranya sendiri untuk menghindari masalah ini.

Segala urusan yang menyangkut Raisin Cookies dilakukan secara transparan. Keduanya berusaha untuk mengindari konflik-konflik yang bisa saja terjadi. Ica dan Kiki menyadari, memperpanjang masalah tidak akan membawa usaha Raisin Cookies yang sudah dibangun dengan susah payah ini berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Kunci keharmonisan dua sahabat baik ini adalah saling mengerti dan memahami. Keduanya berusaha menciptakan lingkungan yang nyaman dan terbuka bagi keduanya.

Dari kedua perempuan hebat ini, kita bisa belajar bahwa membangun usaha bersama sahabat itu susah-susah gampang. Membangun usaha bersama ibarat melakukan aliansi. Ada beberapa kepala yang disatukan dalam wadah yang sama dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang sudah diidam-idamkan sebelumnya. Jadi, kenapa tidak memulai usaha bersama kawan dekat?

Load More Related Articles
Load More By Hernawan
Load More In Inspirasi