Categories: Info KAI

Perdana di Yogyakarta, PT KAI Mengadakan Community Gathering KAI Group Daop 6 dan Railfans

Kali ini KAI Daop 6 mengadakan sebuah acara yang dikemas dalam tajuk: Community Gathering bersama KAI Group Daop 6 Yogyakarta dan Railfans. Acara ini bertujuan untuk mengumpulkan komunitas pengguna angkutan kereta api beserta komunitas pecinta kereta api di wilayah Daop 6. Selain itu, gathering ini juga bertujuan untuk dengar pendapat dan menyampaikan uneg-uneg para pengguna kereta api. Acara tersebut dihadiri komunitas Semboyan Satu dan Pramekers dari Kutoarjo, Jogja dan Solo, sedangkan dari perseroan, selain Kadaop 6 turut hadir pula perwakilan dari KAI Commuter (KCI) area Yogyakarta, KAI Bandara (Railink) Yogyakarta, dan perwakilan dari KAI Service (RMU) Branch Office 6 Yogyakarta.

Menurut komunitas Semboyan Satoe acara gathering ini menurut perspektifnya menjadi salah satu sarana silaturahmi dalam rangka menjaga hubungan baik dengan PT KAI Daop 6 yang sudah terjalin baik selama ini. Selain itu juga menggali kritik dan saran yang membangun dari berbagai komunitas serta pengguna jasa kereta api demi meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat dalam bertransportasi dengan kereta api.

“Gathering kali kami menyampaikan beberapa masukan kepada pihak Daop 6, salah satunya terkait area momong bocah di stasiun Lempuyangan. Di kota Jogja ini kan bisa dikata minim area terbuka yang aman untuk mereka yang suka kereta api, harapan kami pihak KAI bisa menjadikan lingkungan monument Kuda Putih bisa dijadikan wahana edukasi dan wisata ataupun sekedar untuk tempat nongkrong dengan konsep heritage,” ungkap perwakilan Semboyan Satoe Community, Yoga.

Kuda Putih adalah julukan yang diberikan kepada Kereta Rel Diesel Hidraulik (KRDH) seri 300. KRDH seri 300 dibeli dari pabrikan Glossing und Schöler GmbH Jerman tahun 1962. Glossing und Schöler bertindak sebagai sub-kontraktor bagi Ferrostaal.

Hanya 10 unit yang didatangkan saat itu, 3 (tiga) unit berkode MADW, kereta kelas 1 dengan ruang bagasi. Sisanya unit berkode MBW, kereta kelas 2. Unit MADW300 dapat menampung 50 penumpang duduk dengan formasi kursi 2-2 dan hanya 10 penumpang berdiri. Tidak hanya itu, ruang bagasi MADW300 juga dapat menampung 3,5 ton barang dan dilengkapi dengan toilet.

Kelak, unit berkode MADW300 turun kelas menjadi MCDW300, kereta kelas 3 dengan ruang bagasi. Unit berkode MBW300 dapat menampung 81 penumpang dalam formasi kursi 3-2 dan 12 orang di kursi lipat yang berada tak jauh dari pintu plus space untuk 30 orang berdiri.

Nama Kuda Putih berasal dari ornamen bergambar kuda berwarna putih yang ditempel pada tutup semboyannya. Kuda Putih menggunakan mesin Detroit-GM 8V71 yang mampu menghasilkan tenaga 215 hp dengan daya di salurkan ke transmisi 200 hp.

Transmisi yang dipakai adalah transmisi hidrolis diwabus U+S buatan Voith. Mesin di letakkan di bagian depan, seperti mesin bus yang bermesin depan. Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih memiliki kecepatan maksimal 90km/jam dengan kapasitas bahan bakar 600 liter. Kuda Putih dioperasikan secara berpasangan, meskipun bisa juga berjalan sendiri.

Pada masa jayanya, Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih menjadi primadona bagi masyarakat yang ingin nglaju Jogja-Solo. Hingga kemudian memasuki era tahun 1970-an, Kuda Putih mulai sering mengalami gangguan mesin.

Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih akhirnya bernasib sama seperti MCW-301, menjadi kereta api biasa yang ditarik lok. Bedanya, kabin Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih dibiarkan tetap ada. Hingga di era tahun 1980-an akhir, Kuda Putih benar-benar tidak digunakan lagi dan mulai dirucat.

Dari 10 unit, satu-satunya yang tersisa hanyalah unit berkode MCDW300-001. Yang semula mangkrak di Dipo Solo Balapan, unit berkode MCDW300-001 di-unspoor dan digunakan sebagai mess yang nampak kumuh. MCDW300-001 kemudian di-preservasi oleh Unit Pusat Pelestarian dan Benda Bersejarah PT Kereta Api Indonesia.

Pada tanggal 30 November 2011 yang lalu, Unit Pusat Pelestarian dan Benda Bersejarah PT KAI memulai prosesi pemindahan satu unit Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih yang tersisa dari Stasiun Solo Balapan ke Stasiun Lempuyangan Jogja untuk dijadikan sebagai monumen.

Recent Posts

Awali Posko Angkutan Lebaran 2024, KAI Daop 6 Lakukan Apel Gelar Pasukan

Lebaran menjadi momen yang berharga bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk yang beragama Islam. Menyadari hal tersebut, KAI Daop 6 Yogyakarta…

4 weeks ago

Buka Bersama GenPi Jogja, Wujudkan Peluang Kolaborasi dan Sinergi

Genpijogja.com - Generasi Pesona Indonesia (GenPi) Jogja menyelenggarakan kegiatan buka bersama pada Senin (1/3/2924) di Golden Ganesha Yogyakarta. Kegiatan ini…

1 month ago

Pasar Pojok Rumah DAS, Sederhana namun Penuh Kebersamaan

Yayasan Rumah DAS baru saja menyelenggarakan Pasar Kaget Pojok dengan tema Sajian Ramadan Penuh Kejutan. Agenda ini dilaksanakan pada 22-24…

1 month ago

Jelang Idul Fitri, PT KAI Daop 6 Siap Wujudkan Angkutan Lebaran Ceria dan Penuh Makna

KAI Daop 6 Yogyakarta berkomitmen menghadirkan Angkutan Lebaran melalui kereta api yang menyenangkan, sehingga pelanggan memiliki kesan yang penuh makna.…

1 month ago

Pengen Angkut Motor Gratis untuk Mudik? Gini Caranya

Untuk mengurangi kepadatan dan angka kecelakaan di jalan raya ketika arus mudik lebaran nanti, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan…

1 month ago

Simposium Internasional Budaya Jawa, Upacara Adat Bukan Sekadar Perayaan

Kasultanan Yogyakarta telah menjalankan tradisi dari era Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarga resmi mendiami Keraton Yogyakarta pada 7…

2 months ago

This website uses cookies.