Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0

7 min read
0
541

genpijogja.com – Perhelatan Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) berlangsung sangat meriah Sabtu (30/11) malam di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM, Sleman, DIY.

Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0
Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0

Lebih dari 5.000 pengunjung memenuhi lapangan yang berada di jalan Kaliurang tadi malam. Pengunjung Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) tidak hanya datang dari mahasiswa UGM dan keluarga besar Kagama, akan tetapi dipenuhi oleh warga sekitar yang berasal dari Jogja, Magelang, Boyolali, Purworejo, Ungaran, Semarang, Temanggung, Salatiga dan sekitarnya. Bahkan wisatawan mancanegara pun nampak wira-wiri diantara ribuan penonton.

“Saya tertarik datang ke sini karena  saya memang nge-fans sama Brodin (New Palapa)”, ujar Adam, warga asal Muntilan yang diwawancarai Genpi Jogja.  “Saya dan teman-teman datang sejak sore. Padahal tadi sore hujan di daerah utara, tapi kami tetap keukeuh datang karena pengen nonton Brodin”.

Acara yang dibuka oleh Dekan FISIPOL UGM Prof. Erwan Agus Purwanto, Dekan FIB UGM Dr. Wening Udasmoro dan Menteri Sekretaris Negara RI Dr. Pratikno ini sejak sore memang diguyur hujan, meski begitu tidak menyurutkan semangat para penonton menyaksikan penampilan artis idola di atas panggung Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0).

Dalam sambutannya Pratikno mengharapkan, apa yang diselenggarakan FISIPOL dan FIB UGM dalam rangka memperingati Lustrum ke-14 UGM dan Dies Fisipol UGM ke-64 ini dapat disambut di daerah-daerah lain.

“Karena ini di Yogyakarta, maka gamelan dijadikan yang anchor budaya, sehingga bernama Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0), maka kalau misalnya di Bandung, bisa jadi Archipelago: Angklung ROAR UNPAD atau ROAR ITB.”

Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0
Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0

Ishari Sahida, yang kerap disapa Ari Wulu, mitra kreatif Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) menjelaskan bahwa penekanan acara ini adalah lebih tentang bagaimana anak-anak muda mengelola kebudayaannya.

Hal tersebut dibuktikan dengan pemilihan 5 (lima) kelompok musik yang lagu-lagunya digemari anak-anak muda hari ini, yaitu Mantra Vutura, Tashoora, Letto, FSTVLST dan OM New Pallapa bersama Brodin sebagai pamungkas acara Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0).

“Biasanya yang terjadi adalah band-band bermain diiringi orkestrasi barat, kali ini dibuat band-band tersebut membawakan karya mereka dengan diiringi orkestrasi timur, dalam hal ini gamelan”, jelas Ari Wulu kepada rekan media.

Mantra Vutura dipilih tampil di Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) karena selain mereka digawangi anak-anak muda, musik mereka juga mencerminkan masa depan, impian dan harapan.

Tashoora dipilih karena musiknya menawarkan kritik sosial anak muda kepada sistem sosial yang timpang di masyarakat kita.

FSTVLST dianggap mewakili mereka yang muda, beringas, punya tekad, dan punya tujuan jelas yang disematkan. Letto, diharapkan menggambarkan tahapan yang telah mapan, tentram, tenang, dan alus.

Sementara puncak acara Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0)  yaitu OM New Pallapa bersama Brodin, diusung sebagai sarana mengajak semua bersama-sama merayakan kehidupan, setelah semua tahapan tersebut dilewati.

Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0
Pecah, New Palapa Goyang Ribuan Penonton Di ROARGAMA 4.0

“Anak muda hari ini lebih menyadari peranan nusantara untuk dirinya,” ungkap Ari Wulu melihat bagaimana anak-anak muda masa kini makin banyak yang mengapresiasi musik-musik tradisional Indonesia, dalam hal ini gamelan dan dangdut.

Di sela-sela penampilan band-band tesebut, diselipkan karya-karya komposisi gamelan dari para komposer muda yaitu Sudaryanto, Welly Hendratmoko dan Anon Suneko yang dibuat khusus untuk Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0).

Mereka adalah komposer muda gamelan yang potensial di Yogyakarta. Ini adalah cara Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) mengakomodasi musisi-musisi muda yang inovatif dan memberi ruang bagi mereka untuk berkarya.

Semua para penampil tersebut diiringi tiga pangkon (tiga set) gamelan, yang terdiri dari dua set gamelan pentatonis dan satu set gamelan diatonis.

Gagasan ini seperti susunan ansamble orkestra barat, berdasaran perkusi, alat musik gesek, tiup dan sebagainya. Dengan gamelan disusun seperti itu, Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0)  mencoba menawarkan tawaran baru dalam penyuguhannya.

Semalam Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (ROAR GAMA 4.0) tidak hanya menampilkan musik yang hebat, tapi juga aksi panggung spektakuler. Mulai dari panggung yang akbar, tata cahaya, sound system, desain grafis dan semua komponen pendukungnya sungguh menakjubkan hingga hal-hal yang detail.

“Gamelan itu bukan hal yang dulu ada kemudian sekarang dilestarikan. Gamelan ada di setiap jaman, karena gamelan itu membuat jamannya sendiri. ROAR GAMA 4.0 adalah salah satu peristiwa dan bukti bagaimana gamelan sedang membuat jamannya sendiri.” pungkas Ari Wulu menutup wawancara.

Load More Related Articles
Load More By pacarkecilku
Load More In Event