Pasar Tradisi Majapahit Jogja, Wujud Gotong Royong Warga Demi Hidup Sejahtera

5 min read
0
634

genpijogja.com – Pandemi tidak hanya membuat banyak orang putus asa, masih banyak yang berjuang dan melanjutkan hidup. Dengan daya kreativitas dan semangat gotong royong, kembali menggerakkan roda perekonomian. Demi keluarga, anak-anak yang harus sekolah dan para orang tua yang lebih tidak bisa berbuat banyak. Hal inilah yang dilakukan sekelompok kecil warga RT.02 Dusun Karanggeneng, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Tidak hanya pandemi, keadaan warga desa ini semakin rumit ketika Merapi siaga. Kalau dipikir, untuk apa orang pergi berwisata ke daerah mereka disaat pandemi dan Merapi bisa bergejolak kapan saja? Alih-alih pasrah dan menyerah, warga desa justru membuka wisata baru. Pasar tradisi dan edukasi Majapahit. Desa yang terletak 11 KM dari Merapi ini, mayoritas warganya berprofesi sebagai pelaku wisata.

Pasar Tradisi Majapahit

“Aktivitas masyarakat kebanyakan pelaku wisata, bukan petani. Sehingga ekonomi macet,” ungkap Nartukiyo pada acara pembukaan Pasar Tradisi Majapahit.

Kalau kalian tahu Pasar Papringan, ya konsepnya memang tidak jauh berbeda. Pasar Papringan juga menjadi salah satu role model Pasar Tradisi Majapahit ini. Selain Pasar Lembah Merapi di Magelang. Lapak yang terbuat dari bambu dan kayu, aneka makanan dan souvenir yang dibuat sendiri oleh warga lokal, hingga atraksi kesenian. Termasuk model bertransaksi tanpa uang rupiah di dalam pasar. Sebagai gantinya, Pasar Tradisi Majapahit menyediakan uang yang disebut dhono. Nilainya setara dengan Rp2.000 setiap kepengnya.

pasar majapahit yogyakarta

Area Pasar Tradisi Majapahit terbilang luas, menempati lahan seluas 2.000 meter persegi. Tersedia parkir khusus mobil dan motor yang berada di kawasan berbeda. Parkir mobil di depan pasar dan parkir sepeda motor di area dekat gerbang utama bertuliskan Pasar Tradisi Majapahit. Setelah parkir, kamu tinggal menyusuri jalan setapak dari semen dan menukarkan uang rupiah dengan dhono di gubuk yang letaknya persis di samping kiri pintu masuk.

Aneka jajanan, minuman dan makanan trdasional yang lezat siap kamu nikmati. Lebih jauh menyusuri Pasar Tradisi Majapahit, kamu juga akan menemukan penjual souvenir dan hasil bumi asli daerah Karanggeneng. Harganya jauh lebih murah daripada di pasar loh. Ada pisang, singkong, alpukat dan masih banyak lagi. Uniknya, Pasar Tradisi Majapahit meminimalisir penggunaan plastik. Diganti dengan keranjang yang terbuat dari anyaman bambu.

Pembukaan Pasar Tradisi Majapahit Jogja, Wujud Gotong Royong Warga Demi Hidup Sejahtera

Pasar Tradisi Majapahit buka setiap hari Minggu, sejak pukul 08.00 hingga pukul 14.00 WIB. Enaknya datang pagi sebelum sarapan, supaya bisa menikmati banyak makanan lokal. Suasana syahdu di bawah pepohonan rindang, para penjual yang menggunakan busana tradisional, bertransaksi dengan bahasa Jawa bahkan Jawa halus akan menjadi pengalaman unik yang menyenangkan. Apalagi kalau ada pertujukkan seperti cokekan atau tari, tampah lengkap!

Sudah kenyang tapi belum ingin pulang? Tenang, kamu bisa sekaligus merasakan sensasi naik jeep dengan harga yang sangat terjangkau. Harganya hanya sekitar 50 ribu rupiah untuk 4-5 orang. Berkeliling di area sekitar pasar. Akan jadi pengalaman yang seru untuk keluarga, apalagi anak-anak.

Pembukaan Pasar Tradisi Majapahit Jogja, Wujud Gotong Royong Warga Demi Hidup Sejahtera

Pasar Tradisi Majapahit ini menjadi harapan baru bagi warga dusun Karanggeneng, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman untuk menggerakkan ekonomi. Sadar tidak bisa terus diam saja, Pasar Tradisi Majapahit benar-benar dibuat dengan uang hasil patungan kas RT.

Bermodalkan uang 12 juta rupiah dan tenaga untuk membangun pasar, kini warga dusun Karanggeneng bisa merasakan hasil kerja kerasnya. Pembukaan Pasar Tradisi Majapahit, 29 November 2020 berjalan lancar dan sangat ramai pengunjung.

“Nama Majapahit terinspirasi dari Patih Gadjah Mada. Menyatukan segala sektor. Seni, budaya, ekonomi jadi satu. Mempersatukan semua elemen masyarakat,” ungkap Nartukiyo salah satu warga dusun Karanggeneng yang merupakan penggerak Pasar Tradisi Majapahit.

Load More Related Articles
Load More By Kazebara
Load More In Destinasi Wisata