Nguri-uri Budaya, Kampung Srawung ‘Warga Gumbregah’ Kembali Digelar Warga Rejowinangun By Sany Maya Posted on 25 October 20225 min read 1 136 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Genpi Jogja – Kampung Srawung kembali digelar pada 20-23 Oktober 2022, di area Fasilitas Umum warga RW 05 Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta. Kampung Srawung tahun ke-5 ini, mengusung tema “Warga Gumbregah”.Dalam nguri-uri budaya adiluhung Yogyakarta, Kampung Srawung mengumpulkan seluruh elemen masyarakat berbaur menjadi satu. Banyak agenda yang dilaksanakan untuk membangkitkan semangat warga sesuai dengan tema “Gumbregah”.Sejak Sabtu (23/10/22) pagi, acara dimulai dengan Sepeda Gembira Kota Tua yang diikuti oleh 400 orang menyusuri Rejowinangun hingga Kotagede Yogyakarta, diakhiri dengan berbelanja kegiatan UMKM untuk ngelarisi dagangan Tonggo atau Tetangga.Pada sore hari diadakan Ambiyuk, menyatukan seluruh warga dari berbagai seluruh RW 05 Rejowinangun untuk melakukan Kirab Budaya yang diikuti kurang lebih 1000 orang, anak-anak, remaja dan dewasa. Warga sangat antusias membawa 7 Gunungan salah satunya Apeman untuk dibagikan kepada masyarakat umum.Puncak acara Kampung Srawung di malam hari, menyelenggarakan acara adat dan kesenian. Agenda ” Srawung Tonggo, Kembul Bujono” dihadiri oleh semua tokoh masyarakat, jajaran pemerintah, pemimpin keagamaan dan berbagai komunitas. Hadir pula Mantri dari Kemantren Kotagede Komaru Mak’arif yang mengapresiasi Kampung Srawung.“Acara ini sangat bagus sebagai ajang silaturahmi dan menumbuhkan kepedulian antar masyarakat perkotaan, juga bisa menggali potensi warga.” ucap Komaru.Para pengunjung menyatu menikmati Sajian Dapur Tonggo yang dapat dinikmati secara gratis sebagai wujud pelayanan sambung tresno kepada para tamu. Acara puncak dibuka dengan doa lintas agama dan sajian tarian dan hiburan rakyat, semakin menambah meriah acara Kampung Srawung ke-5 dengan tema “Warga Gumbregah”. Menurut Tokoh Adat setempat Kampung Srawung menggali potensi kuliner daerah setempat.“Di luar dugaan kita, antusiame warga dalam perjamuan (sedekah) potensi dapur setiap rumah tahun ini membludak, awalnya saya kawatir tidak cukup, Alhamdulillah justru masih dicukupkan untuk semua tamu,” ungkap Joko.Acara Kampung Srawung ini juga terselenggara dengan kerja keras para pemuda setempat. Harapannya semoga tahun 2023 bisa terselenggara lagi dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak .“Saya sangat bahagia seluruh pemuda RW 05 Rejowinangun, bersama-sama antusias membantu, semua persiapan sehingga acara ini berjalan lancar. Semoga tahun tahun berikutnya semakin meriah dan berdampak luas untuk masyarakat,” jelas Fajar, selaku ketua Panitia Pelaksanaan Kampung Srawung.Dua hari sebelum acara puncak juga sudah diadakan agenda-agenda Kampung Srawung. Pada hari pertama acara dimulai dengan rangkaian kegiatan keagamaan oleh remaja dan takmir dua Masjid Besar di Gedongkuning. Agenda ini diakhiri dengan acara puncak Pengajian Akbar dalam kebersamaan, mengangkat kajian “Warga Gumbregah, Nadhah Barokah”.Dari sisi keagamaan menurut Bapak Ahlan dan Bapak Eko Wahyudi acara Kampung Srawung ini sangat mencairkan suasana keagamaan, sehingga semua masyarakat dapat menikmati sesrawungan.Pada hari kedua, Kampung Srawung berkolaborasi dengan struktur pemerintahan dari level terbawah RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, sampai Kabupaten. Di hari kedua ini Kampung Srawung menyelenggarakan workshop wahana permainan anak tradisional, pentas seni berbagai Sanggar Anak, juga gelaran UMKM, kuliner dan fashion sebagai wujud pemberdayaan sosial masyarakat untuk kemakmuran dan kesejahteraan.Tokoh Masyarakat Kotagede, Irsyam Hs Silver juga mengapresiasi acara Kampung Srawung, “Apik Dab, acara ini muncul dari masyarakat dengan atau tanpa dukungan pemerintah sudah jalan. Tapi kebangetan kalau dinas terkait tidak support acara seperti ini yang sudah jalan selama 5 tahun secara swadaya.”Tak lupa apresiasi dari Komunitas Podjok Sepeda Tua, yang diwakili TowielFiet, “Acara ini luar biasa, harus semakin dikembangkan, semoga kedepannya bisa jadi Kegiatan destinasi wisata Yogyakarta, menjadi festival tahunan.”