Menilik Makna Dibalik Nikmatnya Wedang Senja Laguna

5 min read
0
463

Tidak banyak yang tahu bahwa Bantul memiliki satu destinasi spesialis senja lain selain Pantai Parangtritis dan Gumuk Pasir Parangkusumo. Daya tariknya bukan potret ala-ala gurun pasir, bukan pula potret siluet berlatar belakang senja di tengah ombak yang sedang bersaing-saingan.

Destinasi ini menyuguhkan kuliner tradisional yang sudah jarang di kota, juga mengenalkan minuman khas yang tidak melulu berbahan bubuk perisa. Ia mengandalkan pemandangan langit oranyenya, membuat para pengagum senja berdatangan untuk membidik momen terbaik. Namanya Pasar Laguna Depok. Di sinilah muara Sungai Opak dengan laut Depok bertemu. Letaknya di sisi utara Pantai Depok, sekitar 100 meter setelah retribusi Pantai Depok, kemudian belok ke kanan. Dari kejauhan akan terlihat baliho “Selamat Datang di Laguna Depok”.

Beberapa ruang rehat mini berjejer di sisi timur area parkir. Di depannya ada gazebo-gazebo bercat biru, dari sana sudah terlihat pemandangan air tenang Laguna Depok bersama senjanya, seolah-olah membujuk pengunjung untuk rehat sejenak sebelum memasuki area bawah. Pahatan batu bertuliskan “Laguna Depok” juga turut menghiasi area parkir, tepat sebelum tangga untuk turun menuju amfiteater.

Laguna Depok dikenal akan lembayung senjanya. Melalui Sunset Trip, pengunjung akan disuguhi pemandangan ketika matahari seolah-olah menyentuh permukaan air muara Sungai Opak itu. Sunset Trip merupakan paket wisata bahari yang akan membawa pengunjung berkeliling dengan perahu naga menuju muara Sungai Opak ketika waktu senja hampir tiba. Untuk satu orang akan dikenai biaya 10.000 rupiah.

Satu lapak kuliner berada di sisi utara amfiteater, menawarkan sebuah minuman khas Laguna Depok yang dinamakan Wedang Senja Laguna. Wedang Senja Laguna merupakan minuman tradisional berkhasiat yang memadukan air rebusan rempah-rempah seperti kapulaga, serai, jahe, daun pandan, gula batu, dengan potongan Pisang Raja yang manis. Cukup membayar enam ribu rupiah untuk menikmati satu porsinya. Tentang rasa tidak perlu diragukan lagi, kesegaran dan kehangatan air rebusan jahe dan rempah-rempah lain, kemudian dipadukan dengan manisnya Pisang Raja, menjadikan Wedang Senja Laguna cocok dinikmati oleh seluruh kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, dan orangtua.

Dalam menciptakan Wedang Senja Laguna, ibu-ibu Dasawisma berdiskusi dan bereksperimen bersama Jemi Kanas dengan arahan dari Irsyam Sigit Wibowo. Konsep Wedang Senja Laguna diadopsi dari sebuah minuman tradisional khas asal Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, yang dinamai Wedang Ereng-Ereng.

Dibalik kenikmatannya, Wedang Senja Laguna menyimpan beberapa makna yang mendalam. Pisang dipilih sebagai bahan utama, selain karena baik untuk kesehatan, juga karena mudah didapat. Pohonnya dapat tumbuh di mana saja dan kapan saja, tidak mengenal musim dan tempat, rasa buah dan karakter pohonnya pun tidak berubah sama sekali. Pisang merupakan satu-satunya pohon yang berbuah sekali, kemudian mati membusuk demi tunas barunya agar lebih subur dari sebelumnya.

Dalam Wedang Senja Laguna, pisang dikiaskan sebagai seseorang yang menyombongkan kelebihannya dan merasa lebih baik dari orang lain. Rempah-rempahnya dikiaskan sebagai orang-orang yang memiliki beragam karakter. Jika pisang disajikan bersama rempah-rempah dalam satu wadah,  kualitas dan manfaatnya akan lebih baik dari sebelumnya.

“Intinya, siapapun kita, apalagi yang memiliki keistimewaan seperti pohon pisang, jadikanlah dirimu lebih bermanfaat dan berkualitas bersama mereka di luar sana sekalipun memiliki karakter yang berbeda dengan kita. Seperti Wedang Senja Laguna.” pesan Jemi Kanas dalam tulisannya yang membahas tentang filosofi Wedang Senja Laguna.

Load More Related Articles
Load More By Dzatarisa Almas
Load More In Destinasi Digital