Mengagumi Keindahan Rumah Putra Mahkota Kesultanan Yogyakarta

7 min read
0
1,316
Bagian Dalem Pakuningratan (dokumentasi Pribadi)

genpijogja.com – Kesultanan Yogyakarta sebagai suatu kesultanan tentunya memiliki regenerasi pemimpin. Selayaknya penerus kesultanan, putra mahkota mengikuti gaya hidup dari sultannya walaupun dalam skala yang lebih kecil. Misalnya, memiliki rumah megah. Salah satu contohnya adalah rumah megah yang sekarang digunakan untuk Angkringane JAC dan Pendopo Dalem Resto.

Bangunan ini dulunya bernama Dalem Pakuningratan. Dalem ini dibangun mulai pada tahun 1877 secara bertahap pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Bangunan ini diperuntukan untuk ditinggali oleh putranya yang pada masa itu memiliki gelar Pangeran Purboyo.

Pangeran Purboyo naik takhta dan memiliki gelar Sri Sultan Hamengkubuwono VIII (HB VIII) pada tahun 1921 dan pada tahun 1931, dalem ini berpindah tangan ke Gusti Kanjeng Ratu Pembayun yang merupakan kakak tertua dari HB VIII. Karena GKR Pembayun bersuamikan Bendara Pangeran Harya (BPH) Pakuningratan, maka dalem ini diberi nama Dalem Pakuningratan.

Baca juga: Menilik Kemegahan Bangunan Pengisi Masa Tua Sang Sultan Sugih
Sultan Hamengkubuwono VIII. Klik Sumber.

Setelah GKR Pembayun dan BPH Pakuningratan wafat, Dalem Pakuningratan dikelola oleh anak-anaknya. Dalem tersebut telah banyak beralih fungsi. Sebelum digunakan sebagai angkringan seperti sekarang, bagian gandok kiwa (paviliun bagian barat) dan pendopo dari dalem ini digunakan sebagai tempat perkuliahan Akademi Seni Drama dan Film (ASDRAFI). Selain digunakan sebagai tempat makan, bagian gandok tengen (paviliun bagian timur) digunakan untuk Taman Kanak-kanak Budhi Asih. Bagian belakang dari bangunan masih digunakan untuk tempat tinggal kerabat dari BPH Pakuningratan.

Pada dasarnya, dalem ini mirip dengan dalem-dalem lain di sekitar Keraton Yogyakarta secara susunan bangunan. Bangunan dalem ini memiliki orientasi utara-selatan yang dimana bangunan ini menghadap selatan. Denah dari bangunan ini juga simetris.

Dalem juga terdiri dari bagian-bagian bangunan yang dapat ditemukan pada dalem-dalem pangeran lain seperti pendopo, pringgitan, dalem, senthong kiwa, senthong tengen, dan krobongan. Bangunan ini memiliki regol (gerbang) dengan tinggi sekitar 4-5 meter dan atap berbentuk kampung pada bagian selatan. Konsol atap dari regol yang terbuat dari besi tersebut uniknya memiliki ornamen bintang Daud yang mana seringkali menjadi lambang agama Yahudi.

Bagian depan pendopo dalem (dokumentasi pribadi)
Bagian depan Dalem Pakuningratan (dokumentasi pribadi)

Jenis atap dari bangunan ini bermacam-macam. dalem utama berjenis joglo sedangkan bagian lainnya seperti pendopo dan gandhok tengen maupun kiwa berjenis limasan. Pendopo dari bangunan ini memiliki kuncung di bagian depan untuk pemberhentian kereta atau mobil dari pemilik rumah maupun tamu.

Namun, ada hal yang membuat dalem ini berbeda dengan dalem lainnya. Alih-alih menggunakan kayu untuk penyangga pendopo, besi cor digunakan sebagai bahan dasar dari pilar-pilar untuk menggantikan soko-soko kayu yang biasanya ada di bangunan tradisional Jawa. Konsol dari bangunan ini juga berbahan dasar besi cor. Lantai dari bangunan ini pada dasarnya dilapisi oleh ubin bermotif yang datar maupun timbul atau emboss.

Selain bagian-bagian yang rumah yang masih utuh sampai sekarang, dalem ini memiliki taman pada bagian belakangnya. Taman ini sekarang menjadi perkampungan warga. Walaupun begitu, sisa-sisa dari taman ini masih ada seperti gazebo yang sekarang hanya tinggal bagian bawahnya saja. Bagian bawahnya berlapis ubin bermotif timbul. Atap maupun rangka penyangganya sudah tidak ada di tempat. Pintu-pintu taman bagian belakang masih ada dan menghadap ke jalan Sidomukti.

Baca juga: Masjid Plosokuning, Masjid Tua di utara Jogja.
Bagian pendopo dari dalem (dokumentasi pribadi)
Bekas gazebo taman dari dalem (dokumentasi pribadi)

Akses ke tempat ini cukup mudah. Dalem ini hanya beberapa tidak sampai seratus meter jaraknya dari Pasar Ngasem. Pintu masuk utama dari dalem ini menghadap jalan Sompilan. Halaman dari dalem ini dapat memuat banyak mobil. Dalem ini juga dapat dimasuki dari pintu belakang yang dulunya merupakan taman. Namun, mobil tidak bisa memasuki pintu tersebut.

Dalem ini memiliki dua kali jam buka karena digunakan dua tempat makan berbeda. Pada pukul 11 hingga pukul 15, pendopo dari dalem ini digunakan sebagai Pendopo Dalem Resto yang menghidangkan berbagai makanan Jawa. Sedangkan, pada pukul 18 hingga pukul 24 pendopo dari bangunan ini digunakan sebagai Angkringane JAC yang menghidangkan berbagai macam minuman dan hidangan ala angkringan.

Jadi, tertarik mengunjungi Dalem Pakuningratan?

Pintu bagian belakang dalem (dokumentasi pribadi)
Baca juga artikel terkait Heritage atau tulisan menarik lainnya Muhammad Faiz.
Load More Related Articles
Load More By Muhammad Faiz
Load More In Heritage