Melebur Bersama Hening di Tengah Bising, Festival Kebudayaan Yogyakarta 2020 By Hernawan Posted on 24 September 20207 min read 3 231 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin genpijogja.com – Tahun lalu, Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) dapat dinikmati secara berkerumun bersama banyak kawan. Semua tumpah ruah di area Kampung Mataraman. Sorak sorai canda tawa, penampilan live musik, dan suara para pedagang terdengar bersahutan.Tak ada yang tahu, tak ada yang menduga. Tahun ini FKY penuh keterbatasan. Di tengah pandemi corona, hal ini adalah sebuah keniscayaan. Namun, berdiri di ambang banyak peraturan tak membuat kualitas karya para seniman memudar. Justru sebaliknya, mereka berhasil menuangkan ide terobosan.FKY tahun ini bertajuk Mulanira #2. Tentu saja merupakan kelanjutan dari keberhasilan Mulanira Pertama yang berhasil memikat ratusan bahkan ribuan pasang mata. Salah satu gelaran paling memikat dalam serangkaian acara Mulanira #2 adalah Pameran Seni Rupa yang dihelat di Museum Sonobudoyo Yogyakarta.Berbeda dengan hingar bingar sebelumnya, Pameran Seni Rupa tahun ini mengajak kita untuk sejenak menepi dari riuhnya dunia. Bertajuk “Akar Hening di Tengah Bising”, FKY menghadirkan suasana magis dalam pameran seni rupa yang digelarnya.Bagaimana tidak? Tahun ini pengunjung pameran dibatasi setiap sesinya. Dengan alasan menaati protokol kesehatan yang ada. Kata penyelenggara, tiap sesi hanya diberi kuota 30 orang saja. Tentu saja kondisi ini membuat pameran berasa menjadi kian ekslusif.FKY tahun ini menggandeng 33 seniman dengan ragam sebaran medium karya. Mulai dari lukisan, audio visual, performance, patung, fotografi, hingga instalasi. Karya yang dipamerkan berangkat dari semangat Akar Hening di Tengah Bising, dengan pemilihan yang mempertimbangkan kombinasi unsur rasional dan instingtif.“Kami memilih para seniman ini karena melihat greget karyanya. Stamina dalam berkaryanya, karyanya itu sendiri, laku kekaryaannya, serta statement dan cerita dari karya itu,” ungkap Lisistrata Lusandiana, salah satu Kurator FKY 2020.Alur pameran FKY 2020 dimulai dari gedung Museum Sonobudoyo eks Koni yang tak jauh dari 0 km Yogyakarta. Disana, pengunjung melakukan registrasi dan pengecekan suhu badan. Semua dilakukan guna memenuhi kaidah protokol kesehatan dan mencegah penyebaran virus covid-19.Selepas masuk ke dalam gedung, terdapat berbagai ruang pamer. Salah satu yang menarik adalah ruang instalasi media campur “Positively Negative” garapan RU Collective and Friends. Kesan merinding terekam jelas di ruangan ini.Pasalnya, ruangan ini terinspirasi dari penyebaran faceshield, serta menggambarkan semangat dalam menghadapi dunia yang semakin tidak jelas dengan pembawaan positif. Bisa dikatakan related dengan kondisi di tengah pandemi seperti sekarang ini.Tidak hanya itu, ruangan ini pun menghadirkan suasana pilu keluarga yang ditinggal pergi oleh orang terdekatnya lantaran virus corona. Di lorong dengan pencahayaan yang mendukung, kita dibawa untuk seolah-olah ada di tengah mereka.Rekaman suara orang-orang sembahyang ditambah bau menyan menyengat membangkitkan aura tersirat akan kepergian. Di ruang tersebut terdapat sebuah telefon yang tidak hanya sekadar dipajang. Apabila kita mengangkat telefon tersebut, kita bisa mendengar suara perempuan menangis.Perempuan tersebut adalah penggambaran keluarga yang berduka lantaran orang terdekatnya harus menjadi korban dari ganasnya virus corona. Sungguh, suaranya membuat merinding siapa saja yang mendengarnya.Akar Hening di Tengah Bising tampaknya menjadi tema yang pas untuk merefleksikan FKY tahun ini. FKY tanpa hingar bingar sebagaimana sebelumnya. Suasana pameran menjadi khidmat. Setiap karya dapat dinikmati secara seksama tanpa terganggu dengan segelintir orang yang kadang dinilai merusak suasana. Ditambah dengan narasi yang disusun amat sangat cantik, dengan bahasa yang puitis.Sebagaimana dijelaskan dalam seni pertunjukan di FKY 2020 yang bertajuk The Freak Show Men. Seni pertunjukkan ini rencana akan digelar pada 23 September 2020. Adapun latar cerita yang ada merupakan sindiran untuk para pengunjung pameran yang kebanyakan datang untuk berswafoto dan pamer di media sosial saja. Bukan untuk menikmati karya yang ada.Pameran Seni Rupa FKY 2020 sebetulnya dapat dinikmati dengan dua cara. Pertama, secara daring lewat website fkymulanira. Tidak kaleng-kaleng, pameran virtual tersebut mengusung konsep 360 derajat. Kedua, adalah dengan mengunjungi langsung Museum Sonobudoyo Yogyakarta.Namun, jangan asal datang saja. Sebab, kunjungan langsung di Museum Sonobudoyo sifatnya terbatas. Direktur Kreatif FKY Gintari Nur Apresia Swastika mengatakan bahwa pameran seni rupa dibuka dalam tiga sesi.Sesi I pukul 10.00 sampai 12.00. Sesi II pukul 13.00-15.00 dan Sesi III pukul 16.00 sampai 18.00. Selain itu, jumlah pengunjung tiap sesi pun dibatasi, yakni 30 orang. Sebelum kemari, pastikan telah melakukan registrasi mulai dari mengisi data diri, memilih tanggal, dan sesi kedatangan pada formulir di laman resmi website fkymulanira.