Manis Legitnya Pisang Palm Keju Mamimoow

genpijogja.com – Perempatan Jalan Kaliurang Km 4,5 atau biasa disebut perempatan MM UGM tampak ramai dengan hilir mudik kendaraan bermotor.

Jam menunjukan pukul 8 malam, saat aku sampai di depan sebuah gerobak sederhana bertuliskan Pisang Palm Keju Mamimoow.

Gerobak Pisang Palm Keju Mamimoow menempati salah satu spot jajanan di samping gedung MM UGM ini. Tak banyak antrian saat aku datang.

Mungkin karena telah lepas jam berbuka puasa sehingga antrian cukup sepi. Hanya ada satu orang yang duduk menunggu pesanan yang dibuat.

Aku memarkirkan motorku tepat di depan gerobak Pisang Palm Keju Mamimoow dan ikut mengantri.

“Mau yang varian apa, Mbak?”, tanya Mas Anton menyambut kedatanganku.

 Aku memilih 1 box besar pisang palm keju seharga Rp19.000 sebagai menu camilan malamku. Bagiku yang senang “ngemil” di malam hari, pisang palm keju menjadi menu favorit karena mudah di dapat.

Porsinya yang cukup banyak sehingga bisa disantap beramai-ramai. Harga yang ramah di kantong. Juga berbagai toppin tambahan seperti oreo, green tea, coklat, dan ekstra keju adalah kebahagiaan tersendiri.

Mas Anton menyiapkan pisang kepok matang yang di iris tipis nyaris seperti keripik setebal 2 mm. Dibalut dengan adonan kental tepung yang sedikit manis, pisang kemudian digoreng hingga renyah.

Tidak berhenti hingga disitu, tangan Mas Anton dengan cekatan menata pisang yang telah digoreng tadi ke dalam box kemudian ditaburi gula palm yang dari wanginya saja, air liur saya menetes karena membayangkan legit rasanya saat menyantap.

Susu kental manis dan parutan keju juga ikut di tambahkan di atas tatanan pisang sebelum Mas Anton menambah tumpukan berikutnya. Hmmm…

Ada sekitar 4 tumpukan hingga box ukuran sekitar 15 cm x 15 cm itu “menggunung” barulah box ditutup.

Sebenarnya bila dilihat-lihat pisang palm keju ini seperti modifikasi pisang goreng yang banyak dijual oleh penjual gorengan.

Biasanya pisang goreng yang dijual oleh penjual gorengan terdiri dari satu pisang utuh yang di iris membentuk kipas. Dicelup dengan adonan kental tepung dan digoreng ke dalam minyak mendidih. Hingga pisang goreng cenderung berbentuk besar-besar.

Berbeda dengan pisang goreng yang dijual oleh penjual gorengan, pisang palm keju yang diracik Mas Anton ini cenderung lebih krispi.

Potongannya yang tipis menyerupai lembaran-lembaran membuat Pisang Palm Keju Mamimoow sangat cocok dijadikan cemilan.

Saya yang termasuk susah berhenti saat melahapnya karena tidak seperti pisang goreng biasa yang membuat lekas kenyang, pisang plam keju terasa “ringan” di perut sebagai cemilan malam.

Tak sabar hingga menunggu di rumah, aku mengambil sepotong pisang dengan topping full keju. Hap kriuk kriuk.

Sensasi kriuk saat digigit berpadu dengan legitnya gula palm. Manisnya susu kental manis dan gurih keju langsung lumer di mulutku.

“Enak, Mbak. Toping keju sama gula palmnya ga pelit, dan porsinya juga banyak. Ga kalah-lah sama pisang sebelah.” ujar Diana, salah satu pembeli yang juga memesan menu yang sama denganku.

Sembari menikmati sepotong pisang palm keju, aku berbincang dengan Mas Anton.

Mas Anton yang sudah 4 tahun berjualan Pisang Palm Keju Mamimoow di perempatan MM UGM ini bercerita suka duka berdagang selama pandemi Covid-19 ini.

“Dagangan lumayan sepi, Mbak. Biasanya sehari bisa habis ratusan kotak, kalau sekarang paling rata-rata sekitar 50 kotak”, keluh Mas Anton yang berjualan sejak pukul 4 sore hingga 12 malam ini. Mas Anton juga bercerita sempat berjualan roti bakar, namun tidak selaris saat berjualan pisang palm keju.

Sambil menatap kendaran yang lalu lalang di perempatan lampu merah, suapan kedua aku lahap dengan semangat. Menikmati malam di Jogja dalam sepotong pisang palm keju buatan Mas Anton.

Semoga kita semua kuat dan tetap sehat hingga pandemi ini berakhir, doaku dalam hati. Aamiin.

Jadi, kapan nih kamu mau menikmati legitnya Pisang Palm Keju Mamimoow dan mendengarkan kisah-kisah pejuang seperti Mas Anton?