Lokomotif Karya Anak Bangsa By Dewangga Liem Posted on 18 January 20196 min read 0 1,083 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Lokomotif Karya Anak BangsaJika ketika di stasiun kereta api ataupun di pinggir rel kereta api kemudian melihat ada lokomotif besar berwarna merah dan berkabin ganda dengan bentuk yang kurang familiar, itulah lokomotif jenis CC 300.Lokomotif ini termasuk lokomotif dengan penggerak diesel hidraulik. Diesel hidraulik adalah jenis penggerak pada kereta api yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak utama dengan memanfaatkan transmisi hidraulik sebagai penerus tenaga dari mesin diesel ke roda kereta.Lokomotif CC 300 ini merupakan hasil karya putra bangsa, hasil kerja sama antara PT. INKA dan Kementrian Perhubungan. Lokomotif ini pada dasarnya merupakan prototype desain lokomotif dengan dua kabin kemudi.Dasar dari desain eksterior lokomotif CC 300 ini menggunakan refrensi dari tiga hewan Indonesia yaitu ular, Harimau Jawa, dan Badak Jawa.Ular merupakan bentuk analogi sederhana yang hanya terdiri dari kepala dan panjang tubuh tanpa kaki, sesuai dengan prinsip analogi bentuk dari kereta api yang memanjang. Kemudian Harimau Jawa, hanya ada di Jawa. Maksudnya adalah lokomotif ini diproduksi di Pulau Jawa. Dan untuk morfologi Badak Jawa adalah menggambarkan kekuatan dan ketahanan dari konstruksi tubuh lokomotif tersebut agar tetap kokoh.Secara teknis lokomotif CC 300 memiliki panjang 14.135 mm, lebar 2.642 mm, tinggi 3.575 mm, dan berat 84 ton. Untuk daya mesin dari lokomotif CC 300 adalah 2200 hp dan memiliki gaya traksi sebesar 270 kN pada saat lokomotif mulai bergerak dari keadaan berhenti total. Mesinnya memakai mesin diesel Caterpillar tipe 3512B HD.Selain mesin sebagai penggeraknya, lokomotif CC 300 juga memiliki mesin tambahan. Mesin tambahan ini berfungsi sebagai pembangkit listrik ketika lokomotif ini dimanfaatkan untuk menarik rangkaian kereta api penumpang. Dengan adanya pembangkit listrik internal ini, rangkaian kereta api penumpang tidak lagi memerluka kereta pembangkit lagi seperti yang saat ini. Generator set (genset) dari lokomotif CC 300 adalah Caterpillar CAT C18.Lokomotif ini cukup handal karena lokomotif CC 300 tahan banjir. Karena menggunakan penggerak diesel hidraulik, maka tidak perlu khawatir jika penggeraknya tercelup air banjir kemudian mengakibatkan tidak berfungsinya mesin penggerak. Jadi meskipun terjadi banjir hingga ketinggian satu meter lokomotif ini masih mampu melaju menarik rangkaian kereta api.Proyek lokomotif CC 300 ini masih terus dikembangkan, kedepannya Indonesia berencana akan mengekspor lokomotif jenis ini ke Negara – Negara yang memiliki masalah banjir pada jaringan rel kereta apinya.Meskipun CC 300 statusnya milik Negara, untuk mengoperasikannya tetap diserahkan kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero).Saat ini sudah ada lima unit lokomotif CC 300 (CC 300 12 01, CC 300 12 02, CC 300 12 03, CC 300 14 01, CC 300 14 02) yang dibuat oleh PT INKA dan semuanya selesai dirakit dan diujicobakan. Untuk seri CC 300 12 01, CC 300 12 02, dan CC 300 12 03 dialokasikan di Madiun, lebih tepatnya disimpan di gudang milik PT. INKA. Kemudian CC 300 14 01 berada di Medan dan CC 300 14 02 berada di Tanjung Karang.Unit lokomotif CC 300 yang berada di Sumatra digunakan oleh Ditjen Perkeretaapiaan cq Balai Teknik Perkeretaapian guna mendukung pembangunan jaringan rel kereta api trans Sumatra.Untuk unit CC 300 yang berada di Jawa sering dimanfaatkan untuk menarik rangkaian kereta api inspeksi milik Negara. Selain itu, terkadang dimanfaatkan untuk mengirim gerbong – gerbong kereta produksi PT. INKA ke berbagai stasiun kereta api dan ke pelabuhan laut jika kirimannya melalui jalur laut.Tidak jarang pula lokomotif ini disewa oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk keperluan menarik rangkaian kereta api penumpang ketika terjadi banjir di beberapa wilayah, seperti di Sidoarjo dan di Semarang. CC300 ketika ujicoba kereta inspeksi melintasi daerah Mrawan, Jember. Foto milik Haryo Prabowo.CC300 ujicoba rangkaian gerbong datar pengangkut rel melintas di daerah Kalisat, Jember. Foto milik Haryo Prabowo