Konsisten Menjaga Alam, Narawandira Edukasi Masyarakat

6 min read
0
95

Sebagai salah satu bagian dari peringatan Tingalan Jumenengan Dalem ke-34, Keraton Yogyakarta melalui Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya melalui Kawedanan Radya Kartiyasa menghadirkan Pameran Narawandira. Pameran ini resmi di buka Sabtu (04/03) di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Pameran dengan tajuk “Narawandira: Keraton, Alam dan Kontinuitas” ini akan menghadirkan berbagai macam hal yang menyangkut peran dan kontinuitas budaya Jawa dalam menjaga alam. 

pameran narawandira
Sri Sultan Hamengku Buwono X saat membuka Pameran Narawandira. (Foto oleh Humas DIY)

Narawandira diambil dari dua kata, yakni Nara yang berarti manusia atau pemimpin dan Wandira yang berarti pohon hayat; pohon yang menghubungkan ketiga dunia. Istilah Narawandira, secara harfiah berarti pemimpin dan pohon yang mampu memberikan kehidupan bagi masyarakat. 

Pameran Narawandira memberi fokus pada peran manusia dalam menjaga kelestarian alam. 

Lebih dari 10 dekade setelah peradaban hutan beringan dibangun oleh Pangeran Mangkubumi, Yogyakarta menjelma menjadi kota kerajaan yang subur. Tanah agraris, lahan perkebunan, serta taman-taman pesanggrahan menjadi pemandangan dari topografi Mataram Yogyakarta.

Kedekatan keraton dengan alam pun secara kontekstual dimanifestasikan dalam falsafah Hamemayu Hayuning Bawana.

Kontinuitas dari keraton dan alam selanjutnya mewujud pada pemanfaatan vegetasi tepat guna dalam berbagai kepentingan, baik sakral maupun profan. Pameran ini menjadi potret dari keberlangsungan keraton dalam menjaga alam dan merawat kontinuitas dari narasi historis Yogyakarta sebagai kota peradaban di antara bentang alam Merapi dan Laut Selatan.

“Kami berharap pameran ini dapat menjadi wadah bagi semua kalangan, mulai dari peneliti hingga memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah,” ungkap Gusti Bendara pada Media Visit, Rabu (8/3).

Ada beberapa hal yang ditampilkan dalam pameran ini. Pertama, kisah mengenai Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Bowono I yang mengubah kawasan hutan beringin menjadi lahan pertanian pada tahun 1756. Langkah yang dilakukan Pangeran Mangkubumi ini, mengubah fungsi hutan beringin menjadi ladang perkebunan dan ruang agraris yang memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan hidup dan sektor pemerintahan. 

Kedua, pembangunan taman-taman pesanggrahan yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Bowono II secara berkala. Tamansari yang ada ditanami dengan vegetasi khusus seperti kenanga, lada, pinang, kemukus, sirih, manggis, duku, rambutan, hingga durian. 

Keraton Yogyakarta juga secara berkelanjutan memproduksi dan memanfaatkan vegetasi dalam upacara-upacara seperti Gunungan Grebeg maupun ritus harian. Rempah dan rimpang juga digunakan dalam menu-menu makanan bagi Sultan hingga hari ini. Keraton terus-menerus membudidayakan sawo kecik di halaman Keraton, beringin di sekeliling Keraton, dan vegetasi lainnya seperti kepel, belimbing wuluh dan sebagainya. 

Tema pameran Narawandira sangat cocok untuk mengingatkan kita untuk hidup selaras dengan alam. Pelestarian alam dalam lingkungan Keraton, salah satunya adalah tetap lestari berbagai macam vegetasi. Tidak hanya sekadar ditanam, vegetasi di lingkungan Keraton Yogyakarta memiliki makna filosofi yang mendalam mengenai kehidupan. Berbagai macam vegetasi serta pemanfaatannya oleh Keraton Yogyakarta bisa kamu jumpai di pameran Narawandira.

Pameran Narawandira sudah dapat dikunjungi sejak 5 Maret dan akan berlangsung hingga 27 Agustus 2023. Pameran buka setiap hari selasa hingga Minggu mulai pukul 08.00 hingga pukul 14.00 WIB di Kompleks Kedhaton Kagungan Dalem Museum Keraton Yogyakarta. 

Pengunjung hanya dikenakan HTM sebesar 15.000 rupiah yang sudah termasuk tiket masuk Keraton dan Museum. Pengunjung dapat membeli tiket secara offline atau secara langsung pada ticket box Museum Kedhaton Keraton Yogyakarta di area Kamadhungan Lor.

Pameran Narawandira Kraton Jogja
Pameran Narawandira Kraton Jogja

Untuk pembelian tiket secara grup dengan pembelian minimal 20 tiket, para pengunjunga akan mendapatkan diskon spesial sebesar 10%. Untuk mengetahui informasi lengkap, pengunjung dapat memantau kegiatak Keraton Yogyakarta melalui sosial media berikut:

FB page, YouTube: Kraton Jogja
Twitter, Instagram: @kratonjogja @kratonjogja.event
Website: kratonjogja.id

Penyelenggaraan pameran juga didukung dengan berbagai kegiatan, antara lain: (1) tur kuratorial, (2) royal botanical tour, (3) afternoon botanical sketch, (4) workshop dolanan anak, (5) workshop meramu jamu, (6) workshop botanical journaling, (7) lomba sketsa. Seluruh kegiatan dibuka untuk masyarakat luas dan akan digelar selama bulan Maret hingga Agustus 2023.

Load More Related Articles
Load More By Pras Chandrawardhana
Load More In Event