Keagungan Masa Lalu, Penarik Kemajuan Pariwisata Borobudur

6 min read
0
217

Daud Jusuf pernah menulis dalam bukunya, tiga belas abad silam, sekumpulan seniman dan rohaniawan yang tak diketahui namanya mendirikan sebuah bangunan dari batu masif di daerah yang dianggap keramat di Jawa Tengah dan dilingkungi beberapa gunung berapi.

Mereka kiranya menyadari tak akan berkesempatan menyaksikan penyelesaian kontruksi yang telah dimulai itu. Namun mereka yakin bahwa generasi-generasi mendatang akan menyempurnakannya, mengagumi ciptaan awal mereka, dan berusaha merawatnya.

Borobudur

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia sedang menggarap “10 Bali Baru Indonesia”. Kebijakan ini diterapkan agar para wisatawan tak hanya terpusat di pulau yang dijuluki “Pulau Dewata” itu saja. Akan tetapi menyebar di berbagai destinasi wisata potensial yang ada. Salah satunya Kawasan Borobudur, Jawa Tengah. Borobudur dipilih menjadi opsi karena memiliki rekam jejak sejarah yang panjang sekali.

Dipilihnya Kawasan Borobudur sebagai destinasi wisata prioritas bertujuan untuk menjadikan Kawasan Borobudur dan sekitarnya sebagai destinasi pariwisata nasional dan internasional yang memiliki kekayaan potensi pariwisata budaya dan religi yang berkelanjutan.

Dengan harapan, tahun 2019 ini mampu menarik kunjungan hingga 2 juta wisatawan mancanegara. Oleh sebab itu, perlu dilakukan berbagai upaya guna mewujudkan keinginan itu.

Dalam Seminar Legenda Borobudur yang diadakan Kementerian Pariwisata bersama Program S2 dan S3 Kajian Pariwisata, Sekolah Pasca Sarjana UGM di Royal Ambarrukmo Hotel Februari lalu, Kawasan Borobudur menjadi topik perbincangan yang hangat.

Berbagai pihak bahu membahu merumuskan bagaimana upaya yang tepat untuk mengembangkan pariwisata disana. Sebab, mata dunia barangkali lebih tertuju pada Angkor Wat, gugusan bangunan candi yang ada di Kamboja.

IMG-20190215-WA0043

Dalam Seminar Legenda Borobudur itu, salah seorang pemateri berkata: “Saya kaget, ternyata Angkor Wat lebih besar daripada Borobudur. Akan tetapi saya bangga, ternyata dibangunnya Angkor Wat itu terinspirasi dari Candi Borobudur”.

Dari sini dapat ditarik benang merahnya bahwa sebenarnya Borobudur memiliki potensi yang sebenarnya masih bisa dikulik lebih dalam.

Berdasar bukti arkeologis yang ada, Peradaban di Kawasan Borobudur sudah ada sejak lama. Dibuktikan dengan adanya candi yang menjadi ikon utama kawasan ini. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti kapan dibangunnya candi.

Namun para ahli memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 800 masehi atau abad ke-9 masehi. Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan Raja Smaratungga yang berasal dari Wangsa Syailendra. Wangsa yang dikenal berusaha menjunjung tinggi agama Buddha Mahayana.

Candi Borobudur menjadi warisan dunia yang sebenarnya sudah dilirik oleh masyarakat global. Dimensi sejarah, arkeologi, dan budaya seringkali menjadi magnet utama datangnya wisatawan kemari. Akan tetapi, jarang sekali orang-orang yang mengerti kalau Borobudur mempunyai aset berharga berupa lingkungan fisik yang unik.

Berdasar berbagai penelitian yang ada, di Kawasan Borobudur pernah ada Danau Purba. Adanya danau purba ini menjadikan Borobudur disebut sebagai kawasan yang unik apabila dilihat dari sisi geologis dan geomorfologis. Konon katanya, danau purba yang ada terbentuk pada Kala Pleistosen Akhir. Bisa dibayangkan sudah berapa lama?

IMG-20190215-WA0036

Para ahli mendeteksi keberadaan danau purba ini melalui singkapan endapan danau berupa lempung hitam dan material penutup endapannya berupa material vulkanik dan sedimentasi dari pegunungan menorah. Pegunungan yang membentang di sebelah Barat Kawasan Borobudur. Ya, adanya danau purba sendiri sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pariwisata di Kawasan Borobudur.

Kawasan Borobudur tepat kiranya dipilih sebagai destinasi wisata prioritas. Sebab, Borobudur menawarkan lanskap budaya yang menunjang pariwisata. Jadi, para wisatawa yang datang tidak hanya disuguhi dengan bentang alam yang luar biasa, tetapi juga budaya yang menjadi aset berharga bangsa. Legenda yang berkembang di sekitar Kawasan Borobudur pun nantinya akan dipakai sebagai daya tarik wisata. Apa saja legenda yang ada? Tunggu saja.

Pemerintah Indonesia sudah merumuskan strategi yang dirasa tepat untuk meningkatkan iklim pariwisata di Kawasan Borobudur. Untuk Aksesibilitas, pemerintah mempertinggi konektivitas dari Bandara Kulon Progo, Pelabuhan Kapal Pesiar di Semarang, dan jaringan jalan Semarang-Magelang.

Dari segi Amenitas, pemerintah akan membangun berbagai fasilitas wisata berkelas internasional. Sementara dari sisi atraksi, pemerintah memiliki strategi untuk menghubungkan Borobudur dengan destinasi-destinasi di sekitarnya seperti Jogja dan Semarang.

Load More Related Articles
Load More By Hernawan
Load More In Event