Kampung Kauman Jogja: Pesona Rumah Indis dan Saudagar Batik di Masa Silam

7 min read
0
1,125

genpijogja.com – Berjalan-jalan di kampung Kauman Jogja seperti menjelajahi labirin jika kamu baru pertama kali berkunjung di tempat ini. Seringkali kita tersesat ketika menjelajahinya. Namun, hal tersebut bukanlah masalah karena kampung Kauman Jogja menyimpan banyak bangunan tua yang indah.

Kampung Kauman Jogja bertempat di barat Masjid Gedhe Kauman. Di utara jalan Kauman, di timur jalan Nyai Ahmad Dahlan dan di selatan jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan. Secara administrasi, kampung Kauman Jogja terdapat di kelurahan Ngupasan, kecamatan Gondomanan, kota Yogyakarta.

Baca juga: Mengagumi Keindahan Rumah Putra Mahkota Kesultanan Yogyakarta

Kauman 2

 

Langgar Duwur 2

Lokasi kampung Kauman Jogja yang berdekatan dengan Masjid Gedhe berkaitan dengan fungsinya di masa lalu. Dulunya, kampung ini merupakan tempat tinggal dari ulama-ulama dan pejabat-pejabat agama Islam kerajaan.

Selain bertugas menjadi ulama dan pejabat, masyarakat kampung Kauman Jogja juga memiliki keahlian lain yaitu membuat batik. Awalnya, batik yang dihasilkan oleh kalangan Kauman diperuntukkan untuk kalangan Keraton. Namun, lama kelamaan batik tersebut mulai dijual ke khalayak umum terutama pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Pada masa itu, pedagang-pedagang batik di Kauman mulai membangun rumahnya menjadi lebih besar dan indah. Rumah-rumah tersebut terbuat dari batu bata dan mortar (campuran pasir, remukan bata dan lain sebagainya) yang jarang dimiliki oleh orang-orang pribumi.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak saudagar yang sukses berdagang batik dan keinginan untuk membangun rumah yang lebih besar dan indah pun semakin marak. Namun, kampung Kauman memiliki keterbatasan wilayah. Alhasil, terlihatlah sekarang bangunan-bangunan tersebut berhimpitan menghiasi gang-gang sempit kampung Kauman Jogja.

Sayangnya, kejayaan industri batik kampung Kauman Jogja mulai redup akibat malaise (krisis ekonomi) yang menghantam dunia barat pada tahun 1930-an. Krisis tersebut juga berdampak pada koloni-koloni negeri Eropa. Banyak perusahaan yang tutup akibat krisis tersebut, salah satunya adalah perusahaan batik.

Baca juga: Kantor Perusahaan Kolonial yang masih bisa kamu jelajahi di Titik Nol Jogja

H Nardjoe

H Moeh

Namun, sisa-sisa kejayaan kampung Kauman Jogja masih bisa dilihat dari rumah-rumah megah yang diwariskan hingga kini. Di beberapa rumah masih terlihat plakat perusahaan batik menempel pada dinding-dinding rumah.

Jika dilihat, rumah-rumah tua yang ada di kampung Kauman Jogja ini memiliki gaya arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim Indonesia atau biasa disebut Rumah Indis.

Hal ini tak lepas dari golongan orang-orang Eropa yang dipandang memiliki derajat lebih tinggi di masyarakat kolonial. Sehingga, gaya bangunan yang dibawa oleh orang Eropa pun dianggap lebih berkelas dan megah. Walaupun begitu, kebanyakan pemborong bangunan adalah orang-orang Tionghoa.

Salah satu contohnya adalah rumah Indis yang dulunya milik Haji Moeh ini. Tempatnya ada di gang Syuhada yang ada di selatan kampung Kauman Jogja. Pemiliknya dulu adalah pedagang batik. Hal ini bisa dilihat dari plakat yang menempel di dindingnya. Terlihat tulisan batikhandel yang artinya perusahaan batik.

Rumah milik Haji Moeh bergaya Indis berbentuk rumah kembar. Sekarang, kedua bagian rumah tersebut dimiliki oleh pemilik yang berbeda. Ukiran baja berbentuk setengah bundar dan panah di segala penjuru menghias ventilasinya. Ventilasi seperti ini sering terdapat di kampung Kauman Jogja. Di bagian belakang rumah ini, dulunya, aktivitas membuat batik dilakukan.

Baca juga: Menilik Kemegahan Bangunan Pengisi Masa Tua Sang Sultan Sugih

H Moeh

H Nardjoe

Rumah Indis lainnya adalah rumah H.M. Nardjoe. Bangunan rumahnya merupakan salah satu bangunan yang paling besar di kampung Kauman Jogja. Denahnya berbentuk L dan bertingkat dua.

Ventilasinya berhias baja dengan gaya berbeda dari ventilasi di rumah Indis Haji Moeh. Sekarang, rumah ini digunakan untuk kontrakan di lantai dasar dan sarang walet di atasnya.

Rumah lain yang menarik adalah rumah yang bersatu dengan langgar. Bangunan ini disebut dengan Langgar Duwur. Selain bangunannya yang masif dan indah, langgar ini berada di atas gang dan terlihat seperti gerbang sebelum masuk kampung.

Sejujurnya, masih banyak rumah indah lainnya di kampung Kauman Jogja yang belum disebutkan di sini. Saya kira, dua hari dua malam pun tak akan selesai hanya menceritakan rumah-rumah di kampung Kauman Jogja dan kisah-kisah di baliknya.

Jadi, kapan kamu “tersesat” di kampung Kauman Jogja?

Langgar Duwur 1

H Moeh

Baca juga artikel terkait Heritage atau tulisan menarik lainnya Muhammad Faiz.
Load More Related Articles
Load More By Muhammad Faiz
Load More In Heritage