In A Search For Divine Love, Pameran Tunggal Yula Setyowidi si Seniman Asal Pesisir Timur Jawa By Hernawan Posted on 9 July 20234 min read 0 38 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin Genpijogja – Seniman asal Pesisir Timur Pulau Jawa, Yula Setyowidi, menampilkan karya-karyanya dalam pameran di LAV Gallery, Yogyakarta. Pameran lukisan kali ini mengangkut tajuk In A Search For Divine Love.Bukan tanpa alasan, tajuk “In A Search For Divine Love” disepakati bersama (LAV Gallery dan Yula) untuk menandai perjalanan Yula mencari zat “Ketakterhinggaan” atau situasi keilahian yang dialaminya sepanjang karir keseniannya.“In A Search For Divine Love” disepakati bersama (LAV Gallery dan Yula) untuk menandai perjalanan Yula mencari zat “Ketakterhinggaan” atau situasi kelihaian yang dialaminya sepanjang karier berkesenian.Pameran alumnus Pendidikan Seni Rupa ini dibuka oleh Nenni Bunga Safitri, pukul 16.00 WIB, juga dimeriahkan dengan penampilan Syarif Hidayatullah (srfhth), A.mora.tear-api, dan Alex (akustik). Adapun pameran ini sedianya dijadwalkan dibuka hingga 6 Agustus 2023 dengan HTM Rp 10.000 (gratis es teh). Lihat postingan ini di Instagram Sebuah kiriman dibagikan oleh LAV Gallery (@lavg_gallery) Sekilas Tentang Yula dan Pameran In A Search For Divine LoveYula merupakan salah satu seniman tipikal series. Apabila melihat semua karya yang dibuatnya dalam batas rentang waktu tertentu, penikmatnya akan menemukan garis-subjek yang dibagi-bagi dalam durasi tertentu.Ide seri dalam trajektori pengkaryaan diakuinya sebagai “pemuas nafsu”, karena dalam posisi tersebut alam pikirnya selalu terseret ke arah sudut pandang, misalnya ide visual tertentu dengan ketuhanan-sosial-cinta.Sebagai subjek yang lahir dekat dengan laut, menghadirkan citraan ikan bukanlah sesuatu yang sulit untuk dipahami, karena hal tersebut cukup terang tanpa tedeng aling-aling. Kehadiran ikan dalam komposisi artistik yang ditawarkan Yula bukan kali pertama, melainkan kekerapannya atas visual ikan sudah hadir sejak saya mengenalnya 2011 lampau.Dalam rentang tersebut hampir seluruh karyanya dikerjakan dengan teknik fotografis, dengan proporsi yang terukur, kontur gelap-terang warna yang terkoreksi, juga sapuan kuas yang sangat halus dan telaten. Rentang ini juga ditandainya dengan mengkomposisikan objek, teknik fotografis tidak seutuhnya dihadirkan menduplikasi foto yang ditemuinya.Akan tetapi ada upaya membuat puzzle di atas kanvas yang dikerjakannya. Dalam karya terbaru, Yula mencitrakan mata sebagai objek vokal, mata yang dipinjam (baca: kembangkan) dari seri ikan dan dikomposisi dalam kehadirannya bersama dengan figur-figur deformatif (seri identity).Menikmati mata dalam karya Yula seperti ulang-alik, melihat diri sendiri sekaligus melihat dan turut merasakan tatapan dari “lawan”. Visual mata yang dicitrakan statis tersurat, sehingga perlu melihat dan merasakan gestuger figur-figur, laiknya topeng namun gerak-geriknya membahasakan kesan tersirat.