Festival Van Der Wijck Angkat Potensi Wisata Baru Kabupaten Sleman

5 min read
0
72

Sebuah keniscayaan jika selama masa penjajahan, Belanda turut mewariskan banyak bangunan dan fasilitas publik yang masih ada hingga saat ini. Salah satunya adalah kanal Van Der Wijck dan Buk Renteng. Masih berfungsi sebagai saluran irigasi sampai saat ini. Menghubungkan Kali Progo dan kali Opak kanal Van Der Wijck mengalirkan kehidupan pada lahan-lahan pertanian. Alirannya merentang mulai dari Kapanewon Tempel, Minggir, Moyudan, hingga di Sedayu.

Van Der Wijck adalah nama seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari tahun 1893 hingga 1899 dengan nama lengkap Carel Herman Aart van der Wijck. Dahulu selokan ini mengaliri lahan tebu yang banyak terdapat di Kecamatan Minggir dan Moyudan. Lahan tebu tersebut harus menyuplai kebutuhan pokok 17 pabrik gula di Yogyakarta pada zaman Belanda. Saluran irigasi ini mulai dibangun pada 1 Agustus 1909 Sri Sultan Hamengkubuwono VIII.

DSC04582

Hal yang menarik dari Selokan Van Der Wijk, pembangunannya menggunakan teknologi gravitasi bumi sehingga tidak ada penggunaan teknologi mesin sama sekali.  Hal ini bisa dilihat dari pembuatan Buk Renteng dan talang air yang terbuat dari tembaga. Buk Renteng dibuat lebih tinggi dari jalan dan area persawahan disekitarnya, karena buk ini adalah jembatan bagi saluran air yang melintasinya dan bagian bawahnya dibuat sebagai terowongan untuk dilewati kendaraan. Bagian bawah Buk Renteng ini menarik karena terdapat lengkungan-lengkungan yang banyak dan bersambung. Sedangkan talang air sebagai penghubung Buk Renteng dengan saluran berikutnya saat melewati sungai.

Meskipun lekat dengan kisah sejarah, ternyata kanal Van Der Wijck belum banyak diketahui oleh masyarakat. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Festival Van Der Wijck. Festival ini terbuka untuk umum dengan mengusung konsep pesta rakyat. Memadukan antara potensi pertanian, kesenian, dan cita rasa makanan local dengan panorama pertanian yang masih asri dan indah. Harapanya bisa mengangkat potensi wisata di Padukuhan Tangisan, Kelurahan Banyurejo, Kapanewon (Kecamatan) Tempel. Hingga akhirnya turut menggerakkan roda perekonomian.

DSC04606

Festival Van Der Wijck sudah dimulai sejak Jumat tanggal 18 Maret 2022 dengan doa dan Selawat Pitutur. Kesokan harinya secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa dengan memukul bonang. Turut membuka acara Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara selaku Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, Ketua DPRD Kabupaten Sleman dan Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman. Danang berharap Festival Van Der Wijck bisa menanamkan kepedulian kepada bangunan bersejarah, agar bisa dijaga dan dilestarikan.

Festival Van Der Wijck menyajikan beragam pertunjukan seni dari masyarakat local. Salah satu yang sangat menarik adalah Kirab Adat memetri Buk Renteng. Kirab ini terdiri dari kelompok bregada, kelompok masyarakat yang menggunakan baju adat, para Wanita yang membawa aneka makanan dan hasil bumi, serta kelompok sesepuh yang melantunkan doa. Meskipun tidak terlalu paham karena menggunakan Bahasa Jawa, intinya adalah doa bagi masyarakat serta kawasan Festival Van Der Wijck. Agar mendapatkan limpahan berkah dari Yang Maha Esa.

DSC04604

Kesenian lain yang ditampilkan adalah tari Tumandang, tari Among Tani, Jathilan, tari Golek Ayun-ayun dan Badui. Acara yang berlangsung dari pagi hingga sore ini juga menghadirkan workshop UMKM dan dialog mengenai sejarah Van Der Wijck. Pengunjung bisa menikmati rangkaian acara sembari menikmati sajian kuliner lokal dan beberapa hasil kerajinan seperti wayang, anyaman, dan peralatan makan dari kayu. Semua produk dihasilkan oleh masyarakat sekitar Festival Van Der Wijck.

 

 

Load More Related Articles
Load More By Kazebara
Load More In Event