Eksplorasi Shutter Speed untuk Mendapatkan Foto yang Beragam

7 min read
0
849

Shutter speed atau kecepatan membukanya tirai adalah salah satu elemen dari segitiga eksposur yang sudah kita bahas pada artikel bulan lalu. Tirai ini umumnya berada persis di depan sensor perekam gambar yang ada pada kamera.

Kecepatan bukaan tirai ini berpengaruh pada jumlah atau intensitas cahaya yang masuk dan terekam oleh sensor kamera. Semakin lama tirai terbuka, semakin banyak cahaya yang dapat masuk dan direkam oleh kamera. Begitu pula sebaliknya.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara eksplorasi shutter speed untuk menghasilkan foto yang beragam.

HRW_9234

Shutter speed 3,2 detik, diafragma f/16, ISO 50 + Filter CPL

Hal pertama yang patut kita ingat sesuai teori sebelumnya adalah bahwa perubahan pada salah satu elemen segitiga eksposur akan menuntut penyesuaian dari elemen lainnya agar tetap menghasilkan pencahayaan yang tepat.

Penurunan kecepatan buka tirai menuntut kompensasi dari salah satu atau kedua elemen segitiga eksposure lainnya yaitu diafragma dan ISO. Misalnya dari hasil pengukuran cahaya normal didapat nilai Shutter speed 1/125, diaragma f/8 dan ISO 200.

Saat kita akan menurunkan nilai shutter speed menjadi 1/60 maka kompensasi bisa dilakukan pada salah satu atau kedua elemen segitiga eksposure lainnya. Penurunan nilai shutter speed menjadi 1/60 menyebabkan cahaya yang masuk menjadi lebih banyak, oleh karena itu maka diafragma kita kecilkan menjadi f/11 atau nilai ISO kita turunkan menjadi 100.

Penurunan nilai diafragma ataupun ISO mengikuti besaran kompensasi yang ada pada menu kamera. Eksplorasi shutter speed bisa dilakukan mulai dari long eksposure, slow speed dan high speed.

Long eksposure waktunya bisa hingga beberapa jam jika kita memang berani menguji ketahanan alat. Memotret long eksposure di kamera biasanya dilakukan dengan menggunakan remote yang memiliki pengaturan waktu. Fitur shutter speed bawaan kamera biasa dibatasi hanya selama 30 detik atau 60 detik di beberapa kamera terbaru.

Terdapat juga fitur bulb namun agak menyusahkan apabila kita gunakan untuk long eksposure. Teknik long eksposure biasa digunakan untuk membuat foto star trail atau jejak bintang.

IMG_1124

Shutter speed 30 detik, diafragma f/4, ISO 3200

Teknik long eksposure bisa juga digunakan untuk memotret galaksi Bimasakti atau istilah kerennya Milkyway. Teknik-teknik di atas ini umumnya membutuhkan dukungan diafragma bukaan besar dan nilai ISO yang tinggi.

Saat memotret Galaksi Bimasakti misalnya, kita mengatur shutter speed pada 25-30 detik dengan bukaan diafragma f/4 dan ISO 3200. Nilai ini bisa dikompensasi dengan menggunakan bukaan diafragma lebih besar atau nilai ISO lebih tinggi dengan resiko penurunan ketajaman atau gambar yang kurang jernih akibat munculnya noise.

HRW_0656

Shutter speed 2 detik, diafragma f/16, ISO 400

Memotret menggunakan teknik slow speed biasa digunakan untuk merekam motion atau gerakan pada foto. Teknik ini bisa dipakai untuk merekam suasana kota saat malam hari atau aliran air di sungai dan air terjun.

Saat memotret menggunakan teknik slow speed pada siang hari, melimpahnya ketersediaan cahaya menuntut kita menyesuaikan bukaan diafragma dan nilai ISO. Karena kecepatan buka tirainya lambat, maka bukaan diafragma dibuat sekecil-kecilnya dan nilai ISO serendah-rendahnya.

Apabila keduanya sudah tidak bisa diubah lagi maka kita perlu menambahkan filter di depan lensa untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Filter ND (Neutral Density) atau CPL (Circural Polarizer) dapat kita digunakan, tentu dengan pengaruh yang sedikit berbeda pada foto yang dihasilkan.

Contoh spesifikasi teknis untuk memotret gerakan air, nilai shutter speed 1/10 sudah bisa menampilkan gerakan, semakin lambat gerakan air semakin halus. Saat nilai shutter speed kita turunkan hingga 10 detik maka diafragma harus dikompensasi hingga f/16 atau lebih kecil dan nilai ISO 100 atau lebih rendah, tergantung ketersediaan cahaya di sekeliling.

A-light-bulb-being-shot-580x383

Sumber foto  : https://oddstuffmagazine.com/high-speed-photography-by-lex-augusteijn.html

Fotografi kecepatan tinggi biasa digunakan untuk merekam pergerakan benda yang sangat cepat. Teknik ini sering digunakan pada kegiatan fotografi olahraga yang pergerakannya sangat cepat. Penggunaan shutter speed yang tinggi memungkinkan kita bisa membekukan momen-momen yang terjadi dalam rentang waktu sepersekian detik.

Teknik ini bisa juga digunakan untuk berkreasi di studio untuk menghasilkan foto-foto tidak biasa. Saat menggunakan shutter speed tinggi maka bukaan diafragma harus dikompensasi seperti teori yang sudah kita bahas sebelumnya. Kecepatan shutter speed yang digunakan mulai dari 1/500, 1/1000 dan seterusnya

Selain jenis-jenis fotografi diatas, eksplorasi shuuter speed bisa juga digunakan untuk teknik fotografi light painting, panning, zoom in, zoom out dan lain-lain.

Load More Related Articles
Load More By Hardy Breck
Load More In Tips Fotografi