Dyah Hayu Pradipta, Mengenalkan Cita Rasa Indonesia lewat Pie Daily

6 min read
0
855

“Kamu itu mau jadi apa aja nggak papa. Mau jualan apa? Bikin apa? Nggak usah malu gara-gara lulusan sarjana, ilmumu bisa jadi bekal kamu membuat usaha”, ujar pemilik Pie Daily menyampaikan pesan dari ayahnya.

Wanita berambut hitam sebahu itu mempersilakan Tim Web Genpi Jogja masuk dan duduk di sofa teras rumah. Nama lengkapnya Dyah Hayu Pradipta (29 tahun) atau lebih sering disapa Dyah. Dyah merupakan salah satu peserta Boot Camp Kita Muda Kreatif Unesco – Citi Foundation 2019.

PIE DAILY 3

Dyah memulai bisnis pie-nya tidak sendirian, bersama rekannya Agatha Tyas Septiani mengembangkan bisnis pie dengan brand Pie Daily.

Awal memulai bisnis pie, Dyah iseng ingin merasakan makan apel dengan suasana berbeda. “Saya dapat oleh-oleh dari temen saya, dari Malang. Kami dibagi-bagi apel Malang. Saya pengen cari suasana baru makan apel. Akhirnya cari resep diinternet”, jelas Dyah. “Setelah jadi pie apel, saya bawa ke pertemuan dan ke teman yang membawakan oleh-oleh apel. Semua berkomentar enak”.

Bermula dari keisengan, teman-teman Dyah ingin dibuatkan pie lagi. Dyah mulai berpikir untuk membuka usaha pie. Sebutan Pie Daily diambil saat populernya akun sosial media pathdaily yang membagikan kata-kata setiap harinya. “Seperti pathdaily, setiap hari harapannya Pie Daily akan ada pesanan pie dan bisa menjadi kudapan setiap hari”, kata Dyah.

“Kalau mau bikin kue atau masak apapun, jangan kesusu (terburu-buru). Hatinya itu santai, tidak terbebani. Kalau terburu-buru, pie-nya nggak mateng-mateng. Nanti hasilnya nggak baik”, lanjut Dyah sambil tertawa.

Dyah memiliki banyak pengalaman gagal membuat kulit pie. Sekitar belasan kali mencoba formula-formula hingga pie apel buatanya menjadi lebih enak. Saat pertama kali membuat kulit pie menurut Dyah mudah hancur saat dipegang.

Untuk membuktikan ucapannya, Tim Web Genpi Jogja diajak Dyah menengok dapur Pie Daily dan melihat proses membuat pie tape, keju, dan buah.

PIE DAILY 4

“Apa tantangan saat membuka usaha pie?”, tanya kami.

“Ketika bahan-bahan untuk produksi naik, itu bikin pusing”, sambil tersenyum Dyah menjelaskan bahan utama yang biasa naik harganya. Salah satu bahan baku yaitu telur ayam, tepung terigu, dan gula.

Menjadi pengusaha membutuhkan keberanian dan tanggungjawab tinggi, hal itu dimiliki oleh Dyah. Menginjak tahun kedua (2017) Dyah mendapatkan orderan yang bisa dinilai tinggi dengan peralatan masih seadanya.

“Paling menarik saat Pie Daily masuk tahun kedua ada orderan, dua hari 500 pie sama 500 éclair. Satu hari 500 pie, satu hari berikutnya 500 éclair. Padahal, kami kan pemula”, jelas Dyah sembari menunggu kulit pie yang berada di oven matang. Bersama rekannya, kemudian mereka memutuskan mengambil kesempatan ini.

“Udah nggak apa, terima saja. Buat pengalaman”, kenang Dyah lebih lanjut. “Waktu itu pesenan untuk acara konversi dokter di hotel Alana”.

PIE DAILY 2

“Semua peralatan masak cuma peninggalan dari Ibu saya, ada loyang dan oven yang nangkring di kompor. Akhirnya beli loyang dan oven yang gede. Itu pengalaman yang tidak terlupakan. Kita sampe’ nggak tidur”, Dyah tersenyum mengenang perjuangan dua tahun lalu.

Sosok pekerja keras ditunjukkan oleh Dyah dengan membuktikan bahwa usahanya berbuah manis. “Kerjanya nggak enak sih, semua dipikir sendiri. Kalau pusing, pusing sendiri. Kalau punya untung yang dipikirkan bukan diri sendiri tapi orang lain”, ujar Dyah sembari menyiapkan paket pie yang sudah dipesan. “Kalau rugi, ya gimana caranya pegawai tetap dapat gaji”.

“PR-nya untuk saya sendiri, membuktikkan ke orang tua kalau ini bisa berbuah baik, itu PR yang besar. Karena kan, semua orang tua ingin anaknya kerja kantoran”, lanjut Dyah.

PIE DAILY 1

Saat ditanya apa yang membuat Pie Daily berbeda dengan pie yang lain, Dyah mengemukakan bahwa Pie Daily ingin mengenalkan cita rasa Indonesia. Mimpi Dyah dan teman-temannya ini membuat Dyah terus meng-explore banyak rasa dan daya kreatif. “Kami membuat pie dengan cita rasa lokal seperti Pie Tape”, jelasnya.

“Mimpiku membuat banyak pie tanpa lupa mengenalkan kekayaan rasa Indonesia. Aku ingin mencoba membuat pie kelapa, tetapi masih belum dapat rasa yang pas”, ujar Dyah sambil tertawa menutup wawancara dengan Tim Web Genpi Jogja.

Load More Related Articles
Load More By monyoku
Load More In Inspirasi