Cicipi Sarapan Legendaris di Warung Soto Pak Marto

Genpijogja.com – Jika sedang berada di Jogja, ragam kuliner pasti mudah untuk dijumpai di kota ini. Salah satunya soto yang menjadi hidangan pilihan untuk disantap saat sarapan. Setiap pagi banyak penjual soto yang menjajakan dagangannya, mulai dari soto keliling hingga warung di pinggir jalan. Jenis soto yang dijual di Jogja pun beragam. Ada soto sulung, soto lamongan, soto kadipiro, soto bathok dan masih banyak lagi jenis soto dengan ciri khasnya masing-masing.

Kali ini saya mengunjungi warung soto yang cukup terkenal dan legendaris di Jogja. Lokasinya berada di daerah Tamansari atau lebih tepatnya di Jalan Letjen S.Parman No.44 Notoprajan, Ngampilan, Yogyakarta. Namanya Warung Soto Pak Marto.

Letaknya berdekatan dengan jembatan kali (sungai) Winongo. Di warung soto ini, hampir setiap pagi selalu ramai pembeli yang ingin menyantap soto daging sapi khas Pak Marto. Deretan mobil berjajar memenuhi bahu jalan untuk parkir di sana. Warung soto ini bukanlah satu – satunya warung soto milik Pak Marto karena ada beberapa cabang lainnya yang tersebar. Akan tetapi, di lokasi inilah pusat dan cikal bakal dari “kerajaan” warung soto Pak Marto.

Warung soto yang telah buka sejak tahun 1960 ini tetap eksis hingga sekarang meski sudah berganti generasi. Kalau dihitung – hitung berarti sudah ada dan berjalan selama 59 tahun nih. Terbukti dong ya kalau soto ini memang enak dan memiliki begitu banyak pelanggan tetap, baik pengunjung yang datang dari dalam maupun dari luar kota.

Meski secara resmi baru buka mulai pukul 06.00 WIB, kamu harus cepat datang supaya tidak kehabisan lauk pendampingnya yang terkenal lengkap dengan berbagai variasi pilihan. Tak heran juga jika meja makan menjadi rebutan saat warung ini benar-benar ramai, terutama saat musim libur mulai tiba. Namun tenang saja, warung soto ini sudah diperlebar hingga ke bagian belakang. Selain meja makan, disana disediakan lesehan yang cukup luas.

Kurang dari lima menit, soto pesanan saya pun tiba. Asapnya yang menguar mengantarkan aroma sedapnya langsung masuk ke hidung. Dagingnya yang tebal dan banyak, menggoda saya untuk lekas melahapnya. Setiap porsi soto disajikan bersama dengan sepiring kecil jeroan berupa babad goreng.

Kuahnya yang bening dengan warna kuning yang tidak terlalu pekat membuat rempah soto tidak begitu lembut, dengan dominasi rasa kaldu sapi. Sama seperti soto pada umumnya, soto racikan Pak Marto berisikan potongan daging, tauge, kobis, tomat, daun seledri dan juga nasi putih dengan porsi sedang.

Rasanya sangat gurih, namun setelah diberi perasan jeruk nipis membuat soto menjadi lebih asam namun segar. Memang jeruk nipis dan sambal yang diberikan pada soto adalah perpaduan rasa yang sempurna untuk yang tidak suka manis seperti saya. Buat saya, tanpa kecap pun soto tetap terasa nikmat.

Selain soto, masih ada banyak lauk yang disediakan seperti tempe goreng, aneka sate, kerupuk dan masih banyak lagi. Satu porsi soto sapi dihargai dengan Rp 12.000 namun belum termasuk dengan babad gorengnya. Masih tergolong murah, kan? Apalagi untuk jenis soto daging sapi di Jogja.

Tidak lengkap rasanya jika hanya beli makanan saja, saya juga memesan teh panas meskipun datangnya cuma hangat. Harga minumannya pun cukup murah, mulai dari Rp 3.000 saja. Pelayanan yang diberikan pada pengunjungpun tergolong cepat.

Soto Pak Marto menjadi tempat pilihan untuk sarapan pagi di Jogja. Banyak yang sengaja datang untuk makan sebelum memulai aktifitas. Adapula yang datang setelah selesai berolahraga saat akhir pekan tiba. Yuk, cobain langsung dan buktikan sendiri senikmat apa rasa sotonya. Selamat mencicipi.