Candi Sambisari, Keindahan yang Tersembunyi

6 min read
0
515

Kalau berbicara perihal destinasi wisata di Jogja, dapat dikatakan bahwa candi masih menjadi salah satu primadona. Di Jogja sendiri, tinggalan kejayaan peradaban masa silam ini kebanyakan berpusat di Sleman, khususnya wilayah Prambanan. Tak heran, wilayah Prambanan dan sekitarnya oleh NJ. Krom dijuluki dengan Syiwa Plateau, sebagaimana halnya dengan wilayah Dieng (Sekitar Gunung Sumbing dan Sindoro) dan Kendeng (Barat Gunung Merapi).

Diantara sekian banyak candi, Candi Prambanan menjadi candi yang paling banyak menyita perhatian dunia. Candi Prambanan menjadi salah satu warisan dunia dan banyak dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, rasanya sayang kalau hanya tahu Candi Prambanan dan acuh pada candi yang lain. Di sekitar Prambanan, masih terdapat candi lain yang tak kalah cantik. Salah satunya Candi Sambisari.

Dari Pusat Kota Yogyakarta, Candi Sambisari letaknya tidak lebih Jauh dari Prambanan. Candi ini berada di Barat Candi Prambanan dengan jarak tempuh sekitar dua puluh menit. Candi Sambisari terletak di Dusun Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Akses kemari cukup mudah. Namun, untuk bisa kemari lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi. Sebab, candi ini cukup jauh dari jalan raya Solo-Jogja.

Candi Sambisari merupakan kompleks percandian yang terdiri atas satu candi induk dan tiga candi perwara. Candi ini terbuat dari dari bahan batu Andesit. Adapun candi induknya berukuran panjang 13.65 m, lebar 1.65m, dan tinggi 7.3 m. Berdasar kesejarahannya, Candi Sambisari diperkirakan dibangun pada permulaan abad sembilan Masehi oleh Rakai Garung dari Dinasti sanjaya. Perkiraan ini didasarkan atas bentuk paleografis pada lempengan emas yang ditemukan tahun 1976/1977 yang diduga berasal dari permulaan abad ke-9. Selain itu, Prasasti Wanua Tengah III juga memuat nama-nama raja Dinasti Sanjaya salah satunya Rakai Garung yang memerintah pada permulaan abad ke-9 Masehi.

Candi Sambisari terbilang cukup unik sebab letaknya yang tersembunyi. Letak candi ini terletak di bawah permukaan tanah. Kondisi demikian terjadi karena sebelum dipugar, candi ini tertutup oleh lahar. Menurut informasi yang ada, candi Sambisari ditemukan pada tahun 1966. Candi beraliran Hindu ini ditemukan oleh seorang Petani yang sedang menggarap sawah. Tersiarnya kabar bahwa telah ditemukannya reruntuhan candi ini kemudian sampai pada pihak yang berwenang dan segera ditindaklanjuti. Oleh karena itu, Candi ini segera digali dan di rekonstruksi. Proses ini selesai pada Maret 1987.

Candi Sambisari memiliki kemiripan dengan Candi Prambanan. Kesamaan keduanya adalah sama-sama beraliran Siwaitis. Sebagaimana terdapat di Candi Prambanan, di Sambisari juga terdapat berbagai patung-patung Dewa agama Hindu dan Lingga-Yoni. Pada bangunan candi induk, terdapat relung-relung yang berisi arca Durga Mahisasuramardhini di sisi Utara, arca Agastya di sisi Selatan, Arca Ganesha di sisi Barat. Pada kanan kiri pintu masuk, terdapat relung-relung berisi arca Mahakala dan arca Nandisvara.

Candi Sambisari kini menjadi salah satu destinasi piknik di Sleman. Hanya dengan merogoh kocek lima ribu rupiah saja, pengunjung bisa mengunjungi candi yang buka dari pukul tujuh pagi hingga lima sore ini. Taman di Kompleks Candi Sambisari terbilang luas. Ada beberapa pohon peneduh dan gazebo di beberapa titik. Namun, waktu yang tepat untuk berkunjung ke candi ini adalah pagi hari.

Berkeliling candi biasanya menguras energi yang cukup banyak. Biasanya pula, setelah berkunjung ke candi perut menjadi lapar. Namun, jangan khawatir akan sulit mendapatkan makan di sekitar kompleks candi. Ada beberapa tempat makan. Namun, salah satu yang menjadi rekomendasi adalah Soto Bathok Mbah Karto atau yang dikenal dengan nama Soto Bathok Sambisari.

Di tempat ini, kita bisa merasakan sensasi makan soto menggunakan bathok di tengah hamparan sawah. Warung yang buka sejak pukul enam pagi ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Rasa soto yang segar dan harga yang bersahabat menjadi daya tarik orang-orang berkunjung kemari.

Load More Related Articles
Load More By Hernawan
Load More In Heritage