Bukit Limasan yang Membuat Kerasan

7 min read
0
581

Bukit Limasan adalah jawaban jika kamu menanyakan tempat yang asyik untuk menikmati momen sunrise sekaligus suasana pagi Candi Borobudur di tempat yang masih sepi dan tenang.

Pagi-pagi sekali Tim Web Genpi Jogja sudah beranjak dari penginapan, menyusuri jalanan di Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, menuju ke Bukit Limasan yang berada di sebelah barat daya Candi Borobudur untuk mengejar momen matahari terbit.

Di tengah hawa dingin yang menerpa tubuh, konsentrasi harus tetap terjaga ketika berkendara karena jalan yang dilalui tidak lebar, banyak kelokan dan cukup menanjak.

Prima_Bukit Limasan_01

Setelah sekitar 10 menit perjalanan dari Balkondes Karanganyar yang menjadi tempat bermalam, sampailah kami di ruang parkir yang tersedia. Ada dua lahan yang dapat digunakan untuk memarkirkan kendaraan, lahan pertama yang cukup luas dan dapat menampung mobil berada di depan sebuah sekolah, sedangkan lahan kedua untuk memarkirkan sepeda motor berada di atasnya.

Dari tempat parkir tersebut, pengunjung harus sedikit tracking untuk mencapai puncak, sekitar 5-10 menit. Jalan setapak yang pertama ditempuh sudah dicor dengan semen, namun cukup terjal dan tidak berupa tangga sehingga langkah kaki terasa cukup berat. Sekitar 20 meter berjalan, kami tiba di sebuah loket yang memanfaatkan bangunan pos ronda. Masing-masing orang dikenai biaya Rp 5.000.

Perjalanan selanjutnya dari loket tersebut lebih landai dengan medan berupa tanah dan tangga yang disusun menggunakan bebatuan. Setelah melewati sebuah jembatan yang terbuat dari bambu, kami melalui jalan yang  menyempit.

Uniknya, bukan jurang maupun tebing yang ada di kanan-kirinya melainkan rerimbunan bunga kenikir berwarna kuning dan jingga. Ada sensasi tersendiri muncul ketika berjalan dengan menyibak tangkai-tangkai bunga tersebut yang menghalangi jalan.

Prima_Bukit Limasan_02

Sampai di puncak, pemandangan yang sangat menawan pun menyambut. Kami langsung dihadapkan pada sebuah dataran yang masih berselimut kabut dengan latar belakang berupa Gunung Merbabu dan Gunung Merapi yang berdiri kokoh.

Tidak jauh di depan kami tampak bayangan hitam Candi Borobudur yang menimbulkan kesan misterius. Langit masih gelap, waktu matahari terbit beberapa menit lagi. Namun, asa kami untuk menikmati momen tersebut harus pupus lantaran sekelompok awan menggumpal di sisi timur.

Space di puncak Bukit Limasan sendiri tidak terlalu luas, namun sangat nyaman. Banyak bunga kenikir ditemui di sana, juga pepohonan yang rimbun menambah sejuk suasana. Untuk meningkatkan daya tarik, pengelola membangun spot foto dengan bahan bambu, ada yang dibangun ke atas dan ada juga yang menjorok ke depan. Selain itu, dengan menggunakan bambu juga dibuat beberapa bangku dan tempat duduk.

Bukit Limasan benar-benar menentramkan hati dan pikiran. Lingkungannya yang begitu tenang membuat kerasan, ditambah pemandangan indah yang tersajikan. Kami kemudian larut dengan aktivitas masing-masing. Ada yang sekadar duduk sambil berbincang, ada yang nge-vlog, dan tentu saja ada yang asyik jeprat-jepret dengan kameranya.

Prima_Bukit Limasan_03

Tak terasa sudah satu jam lebih kami di sana. Langit semakin terang, kabut mulai menipis sehingga bentang alam di bawah mulai jelas terlihat, termasuk kemegahan Candi Borobudur. Gumpalan awan di langit pun pecah, namun anehnya matahari tetap saja belum juga tampak. Ternyata, sang surya tertutup oleh deretan Perbukitan Menoreh yang membujur di belakang kami.

Posisi matahari pada saat-saat ini memang sedang berada di selatan khatulistiwa, sehingga posisi terbitnya dengan pandangan dari Bukit Limasan terhalang oleh lereng Perbukitan Menoreh. Jadi, jika ingin berkunjung ke Bukit Limasan dan mendapatkan momen matahari terbit mungkin bisa di luar bulan November, Desember, dan Januari.

Menurut mas Fauzi, staf Balkondes Karanganyar yang menemani kami hingga puncak Bukit Limasan, April adalah bulan terbaik mendapatkan momen matahari terbit di antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi.

Catatan lainnya, jalan setapak untuk naik dan turun akan menjadi licin setelah terguyur hujan. Jika berkunjung ke Bukit Limasan sebaiknya menggunakan sandal gunung sebagai alas kaki. Di samping menjaga agar tidak terpeleset, kaki pun menjadi lebih nyaman.

Selain itu, di sekitar Bukit Limasan tidak ada warung maupun penjual minuman dan makanan. Pengunjung dapat mempersiapkan bekalnya sendiri, tetapi jangan lupa agar sampah dibawa turun kembali karena kami tidak menemukan tempat sampah di sana. Mungkin hal ini dapat menjadi perhatian bagi pengelola.

Jadi, sudah siapkah kamu berburu matahari terbit dan suasana pagi Candi Borobudur lengkap dengan latar belakang Merapi dan Merbabu?

Bukit Limasan akan siap menyambutmu dan menyuguhkan pemandangan yang elok! Cukup ketikkan “Bukit Limasan” maka Google Maps akan memandumu sampai di sana!

Selamat berpetualang, guys.

Load More Related Articles
Load More By Prima Dini
Load More In Destinasi Wisata