Biennale Jogja 17 Hidupkan Kesenian Warga Desa

6 min read
0
10

– Biennale Jogja 17 resmi dibuka pada Jumat (06/08/2023) malam di Kampoeng Mataraman di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Biennale tahun ini mengusung tema Titen: Pengetahuan Menubuh, Pijakan Berubah.

Biennale Jogja 17 berkolaborasi dengan 60 seniman dari Indonesia, Asia Selatan, dan Eropa Timur. Pameran tahun ini bisa dibilang sebagai Biennale Jogja terbesar. Biennale tahun-tahun sebelumnya hanya menghadirkan 40-50 seniman nasional.

Perhelatan kali ini pun merangkul Desa Panggungharjo dan Desa Bangunjiwo di Kabupaten Bantul untuk unjuk karya. Menurut Direktur Yayasan Biennale Yogyakarta Alia Swastika, pameran tahun ini memang langsung bekerja sama dengan warga setempat. Itulah awal mula ditetapkan tema Titen. Biennale Jogja 17 mencoba menghidupkan pengetahuan warga, kesenian warga, dan filsafat warga.

“Kami menggagas tema trans-lokalitas dan trans-historisitas. Tema ini mengangkat pengetahuan warga agar bisa saling mempengaruhi dan membentuk kebudayaan baru,” jelas Alia Swastika dalam newsletter Berpindah ke Desa.

Baca Juga:

Opening Ceremony Biennale Jogja 17

Kampoeng Mataraman pada Jumat (06/08/2023) malam ditata menjadi panggung terbuka bagi para pengunjung. Tampak dua truk terparkir sejajar sebagai latar panggung, lampu sorot, dan tirai bambu bercat kuning dengan tulisan “Titen”.

Para seniman dan kurator saling merangkul dan bercengkrama. Tampak para tamu undangan duduk memenuhi bangku seng jadul khas RT setempat. Biennale Jogja yang identik dengan perhelatan seni kelas dunia, berpindah ke desa, berbaur dengan warga Desa Panggungharjo.

“Peran desa terletak pada masyarakat desa yang masih menjadikan agama dan kebudayaan sebagai sebagai basis nilai. Basis nilai ini mengantur relasi antarmanusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan penciptanya,” jelas Kepala Desa Panggungharjo Wahyudi Anggoro Hadi.

biennale jogja 17
Penampilan Sanggar Omah Joged Pramesthi di Opening Ceremony Biennale Jogja 17.

Opening Ceremony Biennale Jogja 17 dimeriahkan oleh penampilan adik-adik penari Tari Sigrak Pramesthi dari Sanggar Omah Joged Pramesthi. Mereka tampak lincah, gemulai, dan menarik perhatian dengan kostum serba merah serta kaca mata hitamnya.

Kemudian disusul penampilan kolaborasi antara musisi asal Tangerang, Monica Hapsari, dengan Paguyuban Gejog Lesung Panggungharjo, serta Maju Lancar Miri Sawit.

Eksplorasi bunyi-bunyian, diiringi suara gejog lesung dan nyanyian “Caping Gunung”, mewujudkan harmoni seni suara kontemporer dan lagu bernuansa Jawa yang khas.

biennale jogja 17
Kolaborasi Monica Hapsari, Paguyuban Gejog Lesung Panggungharjo, serta Maju Lancar Miri Sawit.

Menurut cerita Monica Hapsari, para ibu-ibu Desa Panggungharjo tersebut juga membuat lagu khusus. Mereka berlatih selama sebulan untuk tampil di pembukaan Biennale Jogja 17. Lagu-lagu yang dibawakan pun dekat dengan keseharian para ibu, yakni memasak, merawat anak cucu, dan ucapan terima kasih terhadap para ibu.

biennale jogja 17
Grup musik Wangak di Opening Ceremony Biennale Jogja 17.

Para pengunjung kemudian diajak berdendang oleh grup musik Wangak dari Maumere, Nusa Tenggara Timur. Sontak para penonton berkerumun di depan panggung. Mereka berjoget dengan riang gembira. Nuansa Nusa Tenggara sangat terasa, meski penonton sedang berada di Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul.

Desa Panggungharjo merupakan salah satu area penempatan karya seniman. Tepatnya, berlokasi di Kampoeng Mataraman (11 karya), The Ratan (4 karya), dan Karang Kitri Cultural Area (6 karya).

Perhelatan ini tersebar di 13 lokasi:
• Taman Budaya Yogyakarta
• Kampoeng Mataraman
• The Ratan
• Kawasan Budaya Karang Kitri
• Kelurahan Panggungharjo & GOR Panggungharjo
• Area Lohjinawi
• Sekar Mataram
• Rumah Tua
• Monumen Bibis
• Njomblang Kemuning
• Kantor Kelurahan Bangunjiwo
• Gudang
• Area Pabrik Gula Madukismo

Biennale Jogja 17 juga menghadirkan Agenda Program Publik, Tangga Teparo, Pameran Seni Rupa Anak “Saba Sawah”, Biennale Forum, Wicara Kuratorial, Tur Kuratorial, Program Pilin Takarir, Program Baku Pandang, dan Bentang Silir.

Biennale Jogja 17 berlangsung pada 6 Oktober 2023 – 25 November 2023.
Simak informasi selengkapnya di @biennalejogja, @titen.biennalejogja, dan https://www.biennalejogja.org/.

  • Biennale Jogja

    Biennale Jogja 17, Masuk Desa Libatkan Masyarakatnya

    Biennale Jogja 17 tahun ini menghadirkan cara baru untuk menampilkan karya seni bagi masya…
Load More Related Articles
Load More By Farras Hasna Taqiyya
Load More In Event