Berjumpa Batara Kala di Candi Barong By Selly Juanisa Harsela Posted on 11 March 20206 min read 0 1,310 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin genpijogja.com – Berkunjung ke candi, tak lengkap rasanya jika tidak mengintip bagian dalam candi. Namun sebelum memasuki bilik candi, pastikan Anda juga menemui sebuah ornamen menonjol yang menggambarkan sesosok wajah menyeramkan seakan melihat ke arah Anda.Perkenalkan, relief tersebut bernama Kala, si penjaga pintu yang bertugas untuk menangkal bala pada candi. Dalam mitologi Jawa, Kala merupakan perwujudan dari Mahakala atau Bhatara Kala. Mahakala juga dikenal dalam mitologi Hindu sebagai perwujudan Dewa Siva sebagai Penguasa Waktu.Jika berkaitan dengan penggambarannya di candi, Kala dimaksudkan sebagai penangkal atas aura jahat yang mencoba masuk ke dalam bilik candi, yang mana bilik tersebut menjadi bagian tersakral pada sebuah candi. Kala juga dikenal dalam mitologi India dengan nama simhamuka.Umumnya, di sekitar Kala juga terpahat relief makara. Makara sendiri digambarkan sebagai sosok binatang yang merupakan gabungan antara gajah, ular atau buaya dengan arca singa di dalam mulutnya.Makara biasanya ditempatkan pada pipih tangga atau di bagian relung candi. Bahkan ada istilah Kalamakara, sebutan untuk gambaran Kala yang diapit oleh makara.Penggambaran Kala pada candi biasanya berupa bagian kepala hingga rahang atas, namun ada juga pada candi-candi tertentu yang menggambarkan Kala secara lengkap dengan rambut dan rahang bawah. Bahkan, ada juga candi yang memahatkan Kala dengan gerakan tangan.Penggambaran Kala pada candi masa klasik Jawa Tengah dengan candi klasik area Jawa Timur memiliki gaya khasnya yang berbeda.Kala pada candi masa klasik Jawa Tengah digambarkan dengan gaya garang dan menyeramkan, sebaliknya Kala pada candi masa klasik Jawa Timur justru digambarkan dengan gaya tersenyum (Pramastuti dkk, 2005).Meski demikian ada pula penggambaran Kala yang cukup berbeda dari candi Hindu masa klasik Jawa Tengah yang berlokasi di daerah Sleman, DIY. Candi tersebut dikenal dengan nama Candi Barong. Dalam dunia arkeologi sendiri terdapat tiga cara penamaan sebuah candi. Satu diantaranya yakni penamaan yang berdasarkan atas kebiasaan penyebutan dari masyarakat sekitar. Dalam kasus Candi Barong, penamaan candi dilakukan berdasarkan cara yang ketiga. Istilah Barong diambil dari kebiasaan masyarakat yang menyebut Kala dengan sebutan Barongan.Candi Barong terletak di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Lokasi candi sendiri berada tak jauh dari Candi Prambanan, sekitar 4km ke arah selatan.Candi Barong berada pada ketinggian 199,27 meter di atas permukaan laut dan berorientasi ke arah barat. Candi ini awalnya diketahui dari sebuah catatan Belanda pada tahun 1915 yang menyebutnya sebagai Candi Sari Sorogedug.Jika candi aliran Hindu biasanya dibangun untuk memuja Dewa Siva, akan tetapi Candi Barong dibangun untuk memuja Dewa Vishnu dan saktinya, yakni Dewi Laksmi (Shri). Hal ini diyakini memiliki keterkaitan dengan lokasi sekitar candi yang merupakan daerah perbukitan kapur yang tandus.Mengingat masyarakat pendukung pada masa tersebut sangat bergantung pada pertanian sebagai mata pencahariannya, maka mereka memilih untuk memuja dewa dan dewi tersebut untuk memohon berkah kesuburan atas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.Saat ini belum terdapat prasasti yang menyebutkan tentang riwayat dari Candi Barong. Namun berdasarkan tata letak, langgam dan ornamen utama pada candi, para ahli meyakini bahwa candi Barong dibangun pada abad IX-X Masehi atau pada saat masa transisi gaya klasik.Akibatnya, penggambaran ornamen pada candi juga mengalami sedikit perbedaan. Satu diantaranya yakni pada penggambaran Kala candi yang mengadopsi gaya yang lazim ditemui pada candi-candi di Jawa Timur.Gaya tersebut ada pada penggambaran mata yang melotot, rahang bawah, hingga penggambaran gerakan tangan yang seperti mengangkat tiga jarinya.Demi melihat keistimewaan si candi Kala ini, pengunjung cukup membayar tiket masuk seharga Rp5.000 rupiah bagi wisatawan domestik dan Rp10.000 bagi wisatawan mancanegara.Daya tarik Candi Barong juga ada pada lokasi yang berada di ketinggian, sehingga di sore hari akan disuguhkan pemandangan rona oranye dari matahari terbenam. Jika cuaca sedang cerah, secara bersamaan Anda juga dapat melihat pemandangan Gunung Merapi di sisi utara. Jadi, kapan Anda bertemu Kala di Candi Kala?