5 Momen Unik Selama Simposium Internasional Kraton Jogja By Pras Chandrawardhana Posted on 12 March 20206 min read 0 107 Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest Share on Linkedin genpijogja.com – Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta dalam rangka memperingati 32 Tahun Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X menghasilkan berbagai momen unik dan menarik.Simposium Internasional yang digelar di The Kasultanan Ballroom Royal Ambarrumo selama dua hari berturut-turut pada 9 dan 10 Maret 2020 memberikan kesan juga pengetahuan bagi seluruh peserta juga pembicara. Berikut ini 5 momen unik yang terabadikan dalam kamera genpi jogja:1. Antusiasme pesertaTopik dalam Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta terdapat 4 topik, yakni sejarah, filologi, seni pertunjukan juga sosial budaya.Dalam setiap topik, terlihat para peserta sangat antusias baik dalam memperhatikan para pembicara, mencatat materi yang telah disampaikan juga ikut berpartisipasi dalam sesi tanya jawab. Meskipun menggunakan platform online, diskusi tetap berjalan lancar.Penggunaan platform online dalam sesi tanya jawab terlihat sangat efisien karena tidak banyak membuang waktu juga hemat energi bagi panitia. Tidak perlu lari-lari untuk mengoper microphone dong, ya?Nampak salah satu peserta terlihat berpikir dengan mendongak menatap langit-langit Ballroom Royal Ambarukmo.Adapula peserta Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta yang sibuk mendengar dan mencatat materi yang diberikan dalam notebook yang dibagikan oleh panitia. Bentuk dan desainnya yang unik juga membuat peserta merasa sangat senang.Tak hanya mencatat, para milenial yang menjadi peserta Simposium Internasional juga menggunakan gadget untuk memfoto materi yang ditampilkan di layar oleh para pembicara.2. Peserta yang mengantukTak hanya serius dalam memperhatikan materi. Adapula peserta Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta yang mencoba melawan rasa kantuknya sembari mendengarkan pembicara. Ekspresi yang dihasilkan pun beragam. Mulai dari menguap hingga menundukkan kepala ke meja yang ada di depannya.Cara yang dilakukan para peserta pun beragam dalam melawan rasa kantuk. Ada yang memperhatikan sambil minum kopi hingga peserta yang tak berhenti mengunyah untuk melawan rasa kantuk.3. Gaya busanaHal penting juga menarik dalam Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta tahun ini adalah tema yang spesifik berbicara mengenai busana.Para pembicara yang maju banyak memaparkan mengenai busana sebagai sandang juga sebagai penanda status sosial. Tak lengkap tentunya jika berbicara menggenai busana tanpa menampilkan berbagai model busana.Semua orang yang hadir pun tampil dengan style mereka masing-masing. Mulai dari model pakaian, model rambut, sepatu juga aksesoris yang beragam. Tidak hanya peserta Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta, GKR Hayu yang menjadi ketua panitia tampil sangat menawan dengan batik yang dibuat menjadi outer berwarna kuning cerah.4. Kekocakan Moderator dan PembicaraSeusai menyantap hidangan siang, rasa kantuk tentu muncul di tengah-tengah para peserta dan panitia. Peran moderator diskusi menjadi sangat krusial tentunya. Untungnya, moderator sesi siang selalu memeriahkan acara diskusi Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta dengan berbagai kelucuan dan guyonan yang membuat para peserta kembali segar.Tingkah lucu maupun pemilihaan kata dalam membawakan diskusi tak jarang menimbulkan gelak tawa para peserta maupun panitia, sehingga suasana diskusi menjadi lebih cair.5. Momen selfie dan foto bersamaMomen Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta ini tentu sayang untuk disia-siakan. Para peserta mencari waktu untuk mingle dengan para pembicara baik untuk bertanya hingga menambah jaringan informasi.Tak jarang momen ini juga digunakan para peserta untuk reuni dengan teman sejawatnya. Momen ini pula dipakai para peserta sebagai kesempatan untuk berfoto bersama. Baik formal di depan panggung hingga selfie dengan teman.Tak hanya menambah informasi, gelaran Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta tahun ini sangat berguna bagi para peserta untuk berkumpul, reuni juga menambah jaringan pertemanan.Seperti yang disampaikan oleh GKR Hayu dalam Jumpa Media Pembukaan Simposium Internasional Budaya Jawa: Busana dan Peradaban Keraton Yogyakarta, harapannya simposium dapat memberi edukasi bagi semua pihak, baik bagi para peserta juga bagi para pembicara untuk saling belajar satu sama lain.